Hari Bakti Transmigrasi di Pessel, Abdul Halim Iskandar: Ini Janji Saya Dengan Warga

IMG-20211213-WA0002.jpg

Pessel, Benuanews.Com
Kedatangan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Republik Indonesia, Abdul Halim Iskandar, pada Hari Bakti Transmigrasi ke – 71, ke Kabupaten Pesisir Selatan, guna menepati janjinya pada masyarakat di daerah itu.

Janjinya itu, pertemuan bersama warga Lunang – Silaut dari awal dirinya ditunjuk oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menjadi sebagai Menteri Desa. Dan pertemuan itu direncanakan kembali bersama warga pada Hari Bakti Transmigrasi sebelumnya. Namun semua itu tertunda akibat terjadinya pandemi COVID -19.

“Kedatangan saya ke Pesisir Selatan, pada Hari Bakti Transmigrasi ke – 71, ini janji saya dengan warga. Saya bilang tahun depan peringatan Hari Bakti Transmigrasi saya rayakan di sini . Ternyata ada Pandemi akhirnya tertunda setahun,”katanya, usai upacara Hari Bakti Transmigrasi ke – 71, Minggu (12/12) di rumah dinas Bupati Setempat.

Upacara peringatan itu dengan tema, “Transmigrasi Wujud Nyata Implementasi SDGs Desa Untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Dihadiri pejabat Eselon I dan II Kementerian Desa.

Mendes melanjutkan, transmigrasi hari ini mendapatkan hadiah ke salah satu tranmigrasi yang sukses dari Sumatera Barat, yaitu Dr. Arifin. Spd. Mpd. di Universitas Negeri Padang (UNP) yang berangkat semenjak usia 9 tahun yang sangat luar biasa sulitnya jadi tranmigrasi.

“Tapi karena kegigihan semangat yang membara dia berhasil menjadi seorang Doktor dan menjadi Pegawai Negeri Sipil,”ujarnya.

Dikatakan, Kawasan Transmigrasi di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu Kawasan Lunang Silaut, telah masuk kawasan 52 prioritas pembangunan nasional. Maka dari itu kementerian Desa, perlu melakukan adanya perubahan – perubahan yang bersifat paradigmatik atau merubah cara pandang.

“Karena prioritas, maka semua kegiatan akan menjadi fokus,”tampaknya.

Sementara itu, Bupati Rusmayul Anwar mengatakan, bahwa pemerintah daerah itu sejak awal memberikan perhatian besar terhadap tranmigrasi. Setelah bantuan pemerintah berakhir transmigran di Kecamatan Lunang dan Silaut mulai merasakan kesulitan ekonomi.

Pemerintah daerah ketika itu mengajak dan menyosialisasikan perkebunan kelapa sawit di kawasan transmigrasi, mulai dari proses penanaman, pemeliharaan, panen hingga proses pengolahan.

“Alhamdulillah, kini terlihat hasilnya. Mereka kini sudah mandiri, bahkan turut serta dalam memajukan pembangunan daerah, ” kata Rusmayul Anwar.

Kemudian ikut menyukseskan program percepatan pengembangan kawasan tranmigrasi melalui pembentukan Kota Terpadu Mandiri (KTM) yang digagas pemerintah pusat di wilayah tranmigrasi.

Kawasan tranmigrasi di Kecamatan Lunang dibuka 1973, masa pemerintahan Presiden Soeharto. Kecamatan Silaut pada 1979 dan terakhir pengiriman 2009. Mayoritas berasal dari Jawa. (MW)

scroll to top