Gubernur Mirza Dorong Sinergi Kopi dan Pariwisata Lewat Lampung Coffee Pavilion

IMG-20251027-WA0057-1.jpg

BANDAR LAMPUNG, Benuanews.com — Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menghadiri ramah tamah Lampung Coffee Pavilion yang menjadi bagian dari rangkaian Lampung Fest 2025 bertema “Coffee and Tourism” di El’s Coffee Roastery, Senin (27/10/2025).

Kegiatan dihadiri kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Provinsi Lampung, para bupati dan wakil bupati, perwakilan Bank Indonesia, pelaku industri kopi, serta sejumlah pihak swasta yang terlibat dalam pengembangan ekonomi kreatif daerah.

Dalam sambutannya, Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menegaskan pentingnya menggabungkan kekuatan dua sektor unggulan Lampung, yakni kopi dan pariwisata. Menurutnya, sinergi antara keduanya mampu membuka peluang baru bagi ekonomi daerah dan meningkatkan pendapatan masyarakat dari hulu hingga hilir.

“Tema Coffee and Tourism ini bukan sekadar tentang kopi, tapi tentang bagaimana kita menggabungkan dua kekuatan besar Lampung, yaitu kopi dan pariwisata,” kata Gubernur Mirza.

Gubernur memaparkan bahwa potensi pariwisata Lampung terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan laporan Dinas Pariwisata, hingga pertengahan 2025 tercatat 17 juta kunjungan wisatawan domestik ke Lampung. Angka itu diperkirakan akan menembus 30 juta pengunjung hingga akhir tahun.

“Dengan rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar Rp1,82 juta per orang, berarti ada sekitar Rp54 triliun uang yang beredar di Lampung dari sektor pariwisata, ujar Gubernur.

Meski demikian, Gubernur menilai sektor pariwisata masih berkembang secara organik tanpa desain terpadu. Karena itu, ia mendorong pemerintah daerah bersama pelaku usaha menata ulang strategi pariwisata agar lebih terarah dan berkelanjutan.

“Kita perlu menata kepariwisataan dengan rapi. Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Lampung bisa menarik 100 juta wisatawan domestik per tahun,” tambahnya.

Selain pariwisata, Gubernur Mirza juga menyoroti besarnya potensi ekonomi dari sektor kopi. Lampung saat ini menjadi penyuplai sekitar 50 persen kopi Indonesia dan menempati posisi teratas untuk ekspor kopi nasional. Namun, 90 persen ekspor tersebut masih berupa green bean atau kopi mentah.

“Nilai tambah dari kopi kita baru sekitar Rp10 triliun. Padahal, jika dilakukan hilirisasi penuh, nilainya bisa mencapai Rp65 triliun,” jelasnya.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen memperkuat industri hilir kopi dan mendorong pelaku usaha lokal agar mengekspor kopi olahan jadi. “Kami ingin kopi Lampung menjadi brand yang kuat. Kita harus mendorong produksi dan ekspor kopi jadi agar nilai tambahnya dinikmati di daerah,” ujar Gubernur.

Gubernur juga mengajak pelaku usaha, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan untuk berkolaborasi dalam memperkuat ekosistem kopi Lampung. Bentuk dukungan pemerintah, menurutnya, bisa berupa kemudahan izin usaha hingga pemanfaatan aset pemerintah daerah untuk pengembangan usaha kopi.

“Kalau ada tanah milik Pemda dan ingin dipakai untuk kedai kopi, silakan gunakan. Semakin banyak konsumsi kopi di daerah, semakin besar dampak ekonominya,” ujarnya.

Gubernur Mirza juga menegaskan, Paviliun Kopi Lampung bukan sekadar ajang promosi, tetapi rumah besar bagi seluruh pelaku kopi Lampung, dari petani hingga eksportir. Ia berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkenalkan potensi besar kopi Lampung ke tingkat nasional dan internasional.

“Kita ingin Lampung Fest menjadi tonggak kebangkitan kopi Lampung, sekaligus memperkuat daya tarik wisata kita. Kopi dan pariwisata harus berjalan beriringan sebagai kekuatan ekonomi baru daerah,” tutupnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, dalam laporannya menjelaskan bahwa Lampung Fest 2025 akan berlangsung pada 11–25 November. Festival ini menggabungkan konsep pameran, kuliner, dan hiburan dengan total sebelas jenis kegiatan tematik, seperti Festival Seruput Kopi, Festival Kemilau Budaya Lampung, dan Karnaval Budaya.

“Paviliun Kopi Lampung menjadi pusat kegiatan, menampilkan ekosistem kopi dari hulu hingga hilir, sekaligus wadah memperkuat kesejahteraan petani dan pelaku usaha kopi,” jelas Bobby.

Selain pameran kopi, Lampung Fest juga akan menghadirkan konser musik Lampungporia yang berlangsung selama sepuluh hari, dengan target 300 ribu pengunjung. Bobby menambahkan bahwa festival ini juga mendukung gerakan nasional Bangga Berwisata di Indonesia dan Bangga Buatan Indonesia.

Sinergi antara kopi dan pariwisata diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung secara inklusif. Selain memperkuat branding daerah, langkah ini juga membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan petani, dan menjadikan Lampung sebagai destinasi wisata unggulan berbasis komoditas kopi di Indonesia.

 

(Jay)

scroll to top