Jakarta (benua) – PT Pertamina (Persero) terus berupaya memperkuat ketahanan energi dengan menambah produksi dan memperkuat cadangan minyak dan gas bumi (migas). Terbukti sampai akhir tahun 2019, Pertamina dapat mempertahankan level produksi pada kisaran 901 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD).
“Ikhtiar dan fokus dalam mengelola wilayah kerja (WK) migas yang diamanahkan kepada Pertamina telah meningkatkan performa bisnis hulu. Dan diharapkan tahun-tahun mendatang performanya terus meningkat,” kata Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Jakarta, Kamis (18/6).
Fajriyah menjelaskan, sejalan dengan upaya mempertahankan produksi, Pertamina juga mencatatkan lifting migas pada 2019 pada level yang sesuai, yaitu 734 MBOEPD. Hal ini sebagai hasil kegiatan operasional yang intensif yaitu pengeboran 322 sumur pengembangan, 14 sumur eksplorasi dan melakukan 751 kegiatan workover, serta 13.683 well services.
Sementara itu, di sektor energi baru dan terbarukan, produksi panas bumi Pertamina pada 2019 mencapai 4.292 GWh atau naik 3% dibandingkan 2018 yang tercatat 4.182 GWh. Operasional produksi panas bumi yang dilakukan Pertamina melalui anak perusahaan, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), mengelola 14 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877MW terdiri dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) own operation maupun WKP joint operation. Indonesia saat ini memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar kedua di dunia, yang sebagian besar produksinya dihasilkan dari wilayah kerja PGE.
Pada 2019, Pertamina juga mencatat tambahan cadangan dan sumber daya migas yang lebih baik. Tambahan cadangan P1 (proven/terbukti) pada 2019 tercatat 309 MMBOE atau naik 44% dibandingkan angka target 2019 sebesar 215 MMBOE.
“Temuan cadangan 2C (cadangan kontingensi sedang) mencapai 446 MMBOE atau naik 55% dibandingkan target 2019 yang ditetapkan sebesar 288 MMBOE. Capaian ini sangat berarti bagi masa depan ketahanan energi nasional,” lanjutnya.
Di samping itu, reserves replacement ratio atau rasio pengembalian cadangan meningkat 44 persen dari 71% pada RKAP 2019 menjadi 102% pada realisasi 2019.
Upaya Pertamina untuk memperkuat cadangan migas Nasional memang tidak main-main. Tahun 2019 Pertamina telah berhasil melakukan survei seismik laut regional 2D di wilayah terbuka yang dimulai pada November 2019 dengan capaian sepanjang 7.049 km hingga akhir 2019. Bahkan sampai pertengahan Juni 2020 progress telah mencapai 25.864 km pada Juni 2020 atau lebih dari 86% dari target 30.000 km.
“Ini merupakan survei seismik terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir yang diharapkan dapat menemukan cadangan migas baru yang menjadi giant discovery bagi Indonesia,” imbuh Fajriyah.
Dalam upaya mencapai produksi minyak satu juta BOPD (barel minyak per hari) dan 4.000 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) pada 2024, Pertamina juga aktif memproduksi migas di luar negeri dan kini memiliki 13 lapangan migas di Asia, Amerika, dan Eropa dengan produksi minyak sebesar 104 ribu BOPD dan produksi gas 273 MMSCFD.
Tidak hanya kinerja dari aspek bisnis, Pertamina juga tidak melupakan aspek lingkungan. Pada 2019, Pertamina berhasil meraih penghargaan lingkungan bergengsi, yakni Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) kategori Emas sebanyak 13 buah atau 50% dari total 26 Proper Emas secara nasional. Selain Proper Emas, Pertamina juga meraih 76 Proper Hijau pada tahun lalu.
“Proper merupakan wujud kepercayaan stakeholders terdapat bisnis Pertamina dalam pengelolaan lingkungan di wilayah operasi perusahaan,” tandas Fajriyah.(sumber Pertamina)
Candung (benua) – 5 Pendaki Gunung Berapi yang berasal dari daerah Bukit Batabuah, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, belum kembali pulang, setelah mereka mendaki gunung Sabtu 20 juni 2020, belum pulang. Robongan berangkat mendaki gunung sekira pukul 09.00 wib.
Senin pagi 22 Juni sekitar pukul 09.00 WIB, mereka bertemu dengan Rahmad yang juga warga Bukik Batabuah yang juga ikut mendaki, tapi berbeda kelompok di Puncak Marapi.
Kedua kelompok sama akan turun gunung, tapi dengan jalur yang berbeda. Kelompok Rahmad turun melalui kejalur Koto Baru, sedangkan kelompok Halim dan kawan-kawan turun melewati jalur Badorai. Rombongan itu tidak membawa bekal.
Kelima pendaki tersebut yaitu; Nuri (18), Ridho (19), Halim (19), Fauzi (19), dan Robi (19), pada hari itu mendaki Gunung Marapi melalui jalur Koto Baru.
Kata Rahmad, sekira pukul 15.00 WIB, Senin itu kelompok Halim dan kawan-kawan mengirim pesan lewat SMS, kepada salah satu anggota KPA Agam Palala zul, ia mengirim pesan, bahwa mereka kehilangan arah di Rimbo Takurung, sesudah itu tidak ada kontak lagi (Lost kontak).
Menyikapi pesan lewat SMS itu, anggota KPA Agam Palala segera bergerak melakukan penelusuran bersama keluarga dan pemuda Bukik Batabuah menelusuri jalur sesuai pesan SMS hingga lokasi yang diinformasikan terakhir, namun sama sekalibelum ditemukan jejaknya sama sekali.
Pagi selasa ini (23/6/2020) kembali akan dilaksanakan pencarian lanjutan bersama KSB dan masyarakat Bukik Batabuah. Keberangkatan sudah dikoordinasikan dengan BPBD dan Pol PP-Damkar Kabupaten Agam, jelas Camat Candung Fauzi. (b-01)
Oleh : Safrudin Nawazir Jambak*
Ketua fraksi PKS DPRD Agam
URGENSI
Salah satu yang menjadi faktor penentu (key factor) dalam menggerakkan sebuah perubahan untuk menjadi sebuah daerah unggulan (smart regency) dalam kontek otonomi daerah adalah adanya kepemimpinan visioner oleh seroang kepala daerah, tanpa adanya sebuah kepemimpinan visioner daerah akan sulit maju dan berkembang, kering inovasi dan kreatifitas, hanya mengandalkan sumber pendanaan dari dana perimbangan dari pusat (DAU/DAK dll)serta tidak berani berfikir “out of the box thinking”.
Uraian berikut ini mencoba menelisik peran kepemimipinan visioner dalam memajukan sebuah daerah sehingga sudah seharusnya masyarakat memilih calon kepala daerah yang diyakini memiliki visi yang kuat dan keinginan besar memajukan daerah. Jika tidak?, masyarakat hanya terperdaya oleh calon kepala daerah yang sensasional, tebar pesona (rancak dilabuah), ambisi pribadi hanya untuk kepentingan dunia (dunia oriented).
Sebaiknyalah kepemimpinan substansial yang dipilih yang tidak perlu pencitraan diri tetapi secara substansial dirasakan “lakek tanganya”, bekerja dengan orientasi dunia dan akhirat.”kullukum raa’in, wa kullukum mas uulun ‘an raa’iatihi”.setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya atas kepemimpinanya nanti di akhirat.
TINJAUAN TEORI
Secara teori kepemimpinan visioner berarti kemampuan pemimpin dalam menciptakan, merumuskan, mengomunikasikan, mensosialisasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota organisasi lainnya.
Seth Kahan (2002), menjelaskan bahwa kepemimpinan visioner melibatkan kesanggupan, kemampuan, kepiawaian yang luar biasa untuk menawarkan kesuksesan dan kejayaan di masa depan. Seorang pemimpin yang visioner mampu mengantisipasi segala kejadian yang mungkin timbul, mengelola masa depan dan mendorong orang lain utuk berbuat dengan cara-cara yang tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang visioner mampu melihat tantangan dan peluang sebelum keduanya terjadi sambil kemudian memposisikan organisasi mencapai tujuan-tujuan terbaiknya.
Corinne Mc Laughlin (2001) mendefinisikan pemimpin yang visioner (Visionary leaders) adalah mereka yang mampu membangun ‘fajar baru’ (a new dawn) bekerja dengan intuisi dan imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan tantangan sebagai upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi dan menjadikannya sebagai sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka bekerja dengan kekuatan penuh dan tercerahkan dengan tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Pandangannya jauh ke depan. Mereka adalah para social innovator, agen perubah, memandang sesuatu dengan utuh (big picture) dan selalu berfikir strategis.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan visioner adalah pemimpin yang memiliki pandangan jauh (visi) ke depan, mampu menciptakan tantangan bersama dalam organisasi dan mampu pula memecahkan berbagai persoalan, berfikir startegis dan memimpin langsung berbagai inovasi menuju tujuan organisasi. Pemimpin visioner jelas pantang menyerah dan tidak mudah kalah dan lelah, ia memang bukanlah seorang yang sempurna tetapi ia adalah pribadi pembelajar yang sempurna dengan sebuah tim yang solit dan bersinergi satu sama lain.
Konsep kepemimpinan visioner sejatinya bukanlah sebuah konsep ideal yang tak mungkin bisa membumi yang hanya ada pada tataran teori tetapi sesungguhnya ia adalah sebuah panduan yang bisa dipelajari dan dipraktekan oleh para kepala daerah dan calon kepala daerah, hanya saja hal demikian hanya dapat dilakoni oleh pribadi pembelajar yang senantiasa mau dan mampu menerima kritikan dan masukan bagi kesempurnaan kepemimpinanya, menekan keegoan dan “stars sindrom” yang mendera, mau mendengar dan bekerja sama dengan prinsip sinergisitas.
CIRI VISIONERY LEADERSHIP
Secara substansial para ahli telah merumuskan minimal terdapat 10 ciri kepemimpinan visioner (visionery leadership) yang perlu menjadi referensi masyarakat dalam memilih pemimpin, atau bagi kepala daerah yang sedang menjabat serta calon Gubernur, calon Bupati/wali kota sehingga sukses dalam membawa daerah menjadi daerah unggulan yang berdaya saing tinggi ditengah kemajuan teknologi saat ini di era revolusi industri ke 4/4.0, di era yang sangat cepat berubah. Berikut ciri kepemimpinan visioner menurut para ahli :
1 Wawasan akan Masa Depan
Visi yang kuat dan jauh kedepan penting dimiliki seorang pemimpin/calon pemimpin, mereka mampu menciptakan mimpi bagi orang yang dipimpinya serta berjalan dalam peta yang dibuat bersama untuk tercapainya visi tersebut, pemipin visioner adalah pendiri peradapan maju,”mambangkik batang tarandam”, menggerakkan masyarakat menuju kemajuan dalam berbagai bidang baik untuk kepentingan dunia apalagi akhirat, jadi visinya tidak hanya semata kemakmuran dunia saja.
2. Keberanian dalam Melangkah dan terobosan
Pemimpin visioner memiliki kepercayaan diri dalam melangkah, tidak peragu dan cermat dalam memperhitungkan setiap kebijakan. Keberanian melangkah juga diiringi dengan berfikir lateral/menyamping artinya ia berani keluar dari “status quo”, (out of the box thinking), banyak kebijakan dan aturan dari pemerintah pusat yang memenjara semangat otonomi daerah, kekpuan dan kurangnya kordinasi antar lembaga dipusat menyebabkan daerah menjadi seolah kembali ke zaman sentralistik, maka kepemimpinan visioner mampu berselancar ditengah kerumitan permasalahan tersebut.
3. Kemampuan Mengakomodir dengan Baik/siap mendengar
Banyak kepentingan yang bertabrakan dalam organisasi/birokrasi, para pemipin visioner mampu mengakomodir semua kepentingan dengan seksama, mampu menempatkan skala prioritas dan diterima oleh semua stakeholders. Mampu melahirkan sebuah keputusan yang beribawa dan diteladani oleh bawahan. Apalagi kesiapan mendengar keluh kesah para anggota DPRD yang nota bene terusan dari keluh kesah para konstituen mereka sehingga pemipin/kepala daerah dapat piawai mengakomodirnya dengan taat azas dan aturan.
4. Visi yang Jelas dan Mimpi yang Terealisasi
Karna jabatan kepala daerah hanyalah lima tahun, segarusnya visi pada RPJMD tidaklah boleh terlalu muluk, dan seharusnya visi tersebut mempertajam visi yang telah tertuang pada RPJP 20 tahunan, Perumusan visi yang jelas dan simpel sangat mudah untuk mengukur tingkat keberhasilanya diakhir priode menjabat
5. Implementasi Visi kepada Aksi
Visi yang dibuat oleh pemimpin yang visioner bukan hanya sekedar slogan dalam awang-awang namun mampu diimplementasikan dalam sebuah aksi nyata kedalam program dan kegiatan yang diserap oleh para kepala Dinas/instansi.
6. Nilai Spiritual yang Kuat
Nilai spritual yang kuat atau keimanan dan ketaqwaan seorang pemimpin visioner terlihat dari kesholehan pribadinya, ia tampil dengan alami menjadi seorang yang taat beribadah dan bisa diteladani dalam sisi integritas dan akhlak yang mulia, pemimpin visioner tidaklah semata cerdas dari sisi intelektual tapi ringkih spritual, ia mestilah orang yang paling bisa diteladani dalam sisi agama juga disamping kecerdasan emosional dan intelektual. Untuk kasus Sumatra Barat negri yang berfalsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK) tentulah dirindukan pemimpin yang memiliki spritualitas yang kuat.
7. Relationship yang Efektif
Mampu menjalin hubungan yang efektif dengan berbagai kalangan, kolega dan juga bawahan melalui motivasi serta nasihat yang diberikan secara natural dan spontan. Pemimpin visioner memiliki pendekatan kemitraan dan menciptakan rasa berbagi visi serta makna dengan orang lain. Mereka menunjukkan rasa hormat yang lebih besar bagi orang lain dan berhati-hati dalam mengembangkan semangat tim.
8 Inovatif dan Inisiatif
Pikiran yang kreatif melalui setiap paradigma baru serta inisiatif dalam melakukan aksi sehingga mampu memberikan suntikan motivasi dan inspirasi pada anggota untuk mencontoh aksi pemimpin tersebut.
9 Integritas Tinggi
Dari pancaran nilai spritualitas yang tinggi akan muncul kepribadian yang berintegritas tinggi juga, pemimpin visioner selalu menjaga “muruah” nya dihadapan bawahan dan juga pejabat tinggi , ia memimpin langsung sikap bersih dari segala bentuk korupsi dan kolusi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ia pimpin.
10. Strategis dan Sistematis
Pemimpin yang visioner adalah mereka yang berfikir strategis, berfikir tidak ada yang tidak mungkin dalam melakukan berbagai inovasi dalam segala bidang pembangunan, ia mampu mengubah paradigma lama, dan menciptakan strategi yang “di luar kebiasaan”, mengubah pemikiran konvensional dengan pemikiran yang lebih sistematis serta mampu berfikir lateral (out of the box thinking)
KEPEMIMPINAN VISIONER DAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN
Pemimpin visioner jelas sangat dibutuhkan bagi kemajuan sebuah daerah, apalagi saat ini permasalahan pembangunan di daerah sangatlah komplek, dengan keterbatasan kemampuan keuangan daerah terutama yang tidak memiliki sumber kekayaan alam melimpah, disamping memiliki visi yang kuat, seorang kepala daerah/calon kepala daerah dituntut seorang yang mampu menerapkan spirit kewirausahaan kedalam pemerintahan, kenapa demikian? Sebab pemerintahan yang berjiwa wirausaha ( entrepreneurial government) akan mampu secara jeli menangkap peluang yang muncul dari suatu keadaan tertentu.
Selanjutnya ia mampu menterjemahkan peluang tersebut menjadi sebuah ide cerdas dan kemudian merealisasikan ide tersebut menjadi sebuah aktivitas penciptaan nilai (value-creating activities) dan terakhir, seorang kepala daerah yang berjiwa entrepreneur haruslah bisa jualan, mampu memasarkan produk, layanan, ide, dan gagasan kepada stakeholder-nya dalam rangka value-creation di atas. Jadi keyword-nya adalah ”value creation”, sebagai contoh bagaimana kota Padang mampu menciptakan nilai pariwisatanya sehingga berdaya saing tinggi di Sumbar.
Seorang kepala daerah/calon kepala daerah yang memiliki visi yang kuat( visioner) mestilah memahami konsep “entrepreurial government” sehingga ia mampu menerapkan semangat/spirit kewirausahaan kedalam pemerintahan meski orientasi dan tujuan pemerintah dan perusahaan tidaklah sama namun pemerintah yang jeli dan selalu berpikir keras untuk melihat dan memanfaatkan peluang yang muncul dalam rangka value-creation.
Jika sebuah entitas bisnis value-creation adalah penciptaan laba, sementara kalau organisasi pemerintahan adalah penciptaan kemakmuran dan peningkatan kualitas hidup masyarakatnya: pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), peningkatan PDRB dan PDRB per kapita, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)standar kesehatan, pendidikan, dan daya beli masyarakat.
Dalam hal ini menarik untuk disimak apa yang dirumuskan Michael Porter, seorang maha guru strategi, Menurutnya, semua upaya yang dilakukan oleh sebuah pemerintahan haruslah diarahkan untuk membangun keunggulan bersaing negara. Lebih lanjut ia mengatakan, membangun keunggulan bersaing ini tak lain adalah upaya meningkatkan produktivitas (nilai output yang dihasilkan per unit input yang digunakan) yang pada gilirannya akan menaikkan kualitas dan standar hidup masyarakat dalam jangka panjang.
Hal lain yang menonjol dari jiwa kewirausahaan adalah semangat efesiensi dan efektifitas, nah semangat ini sejatinya juga penting ditumbuh-kembangkan dalam sebuah pemerintahan, kepala daerah atau calon Cakada yang berjiwa wirausaha pastilah akan memipin langsung semangat efesiensi dan efektifitas dalam pemerintahan, sebagai contoh banyak kemubaziran yang kadang kurang disadari dalam keseharian, soal pemakaian listrik dikantor, AC, bahan habis pakai, BBM dan sebagainya. Termasuk soal “maintenance”/pemeliharaan aset yang kadang sangat kurang terpehatikan karna semangat wirausaha belum membudaya dibirokrasi.
Oleh karena itu karakter kewirausahaan agaknya penting juga dimiliki oleh seorang kepala daerah/calon kepala daerah sebagai bentuk visi kedepan. Pemimpin visioner bukanlah hanya seorang pemimpi yang mana secara konsep visi dan misinya sangatlah melangit dan memukau tetapi tak seberapa terealisasi, yang lebih parahnya berbeda visi dengan program pembangunan yang ia jalankan bak jaka sambung naik bendi, ga’ nyambung akhi, atau main gasing di halaman mak pono, ga’ “mecing” bro!!. Bayangkan jika bola banyak mati ditangan pemimpin?, disandra oleh ego dan kepintaran sendiri, parahnya lagi terkena pula virus “stars sindrom” dimana ia hanya mabuk pujian dan penghargaan sementara secara substansial tidaklah menggigit. Jika hal ini yang terjadi sia-sialah uang rakyat membiayai Pemilhan Kepala Daerah (PILKADA) yang jumlahnya ratusan miliyar rupiah, semoga saja tidak (*)
Lubuk Basung (benua) – Pembersihan materia longsor yang menimbun badan jalan kabupaten dan provinsi di tiga kecamatan pada Minggu (31/6) sore, dilaksanakan ditiga kecamatan mempergunakan mengerahkan empat alat berat Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Syafrizal di Lubukbasung, Senin,
“Kita sudah kerahkan empat alat berat untuk membersihkan materia longsor badan jalan kabupaten dan provinsi di tiga kecamatan, saat ini semua alat tersebut sedang menuju kelokasi longsor tersebut” ujarnya.
Dia menyampaikan keempat alat berat yang sudah menuju lokasi tanah longsor itu milik Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Agam satu unit jenis ekskavator dan DPUTR Sumbar tiga unit jenis ekskavator dan backhoe loader.
Ia mengatakan alat berat milik DPUTR Agam akan dikerahkan untuk membersihkan material longsor menimbun badan jalan kabupaten di Muko Jalan, Nagari Tanjungsani, Kecamatan Tanjungraya menghubungkan Muko-muko ke Maninjau.
Tanah longsor juga menimbun tiga unit rumah, satu unit mushala dan merusak jembatan satu unit.
“Saat ini tim gabungan dari BPBD, Satpol PP Damkar, Polres Agam, Kodim 0304 Agam dan lainnya sedang membersihkan material longsor menimbun rumah,” kataya.
Sedangkan satu alat berat dari DPUTR Sumbar dikerahkan untuk membersihkan material menimbun badan jalan provinsi di Kecamatan Palembayan sebanyak delapan titik dengan berbagai ukuran.
Sementara dua alat berat DPUTR Sumbar untuk membersihkan material tanah longsor di jalan provinsi tepatnya Bukik Apik, Kecamatan Malalak.
Ia menambahkan, tanah longsor itu akibat curah hujan tinggi melanda daerah itu pada Minggu (21/6) sore.
Saat ini BPBD setempat dan intansi terkait sedang melakukan pendataan kerugian akibat kejadian itu.(b-01)