Ekspor Bumbu Rendang ke Eropa Dapur Mutiara Mengharumkan Nama Kota Payakumbuh ke Manca Negara.

IMG-20220811-WA0038.jpg

Padang, Benuanews.com,- Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi diundang oleh portal berita yang menjadi bagian dari Tribun Network dalam talkshow yang mengulas potensi usaha kecil menengah (UKM) menembus pasar internasional di Ball Room Hotel Santika Premier, Padang, Sumatera Barat, Rabu (10/08/22).

Talkshow TribunPadang.com bertema “Peran Pemerintah Kota dalam Membangun UKM Berorientasi Ekspor” itu menghadirkan pemateri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki sebagai keynote speakers serta Menteri Perdagangan Zilkifli Hasan.

Selain dua menteri, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi juga didapuk sebagai pembicara pada talkshow TribunPadang.com yang berlangsung mulai pukul 14.00 WIB.

Selain Wali Kota Riza Falepi, wali kota lainnya di Sumatera Barat juga hadir sebagai narasumber dalam acara yang dipandu langsung oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra.

Tampak juga kepala daerah dari luar Sumatera Barat yakni Wali Kota Bogor yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Bima Arya, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, dan Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Wali Kota Riza Falepi memaparkan Kota Payakumbuh merupakan kota yang pergerakan ekonominya didominasi oleh pelaku UMKM, usaha itu tersebar di setiap kecamatan. Brand Kota Payakumbuh sebagai Kota Randang adalah bentuk seriusnya Pemko untuk membantu pelaku usaha agar dapat menjual kuliner khas Minangkabau itu ke pasar dunia.

“Kita mencarikan solusi agar rendang diolah dengan standar yang benar, kalau untuk urusan berbisnis, orang Minang itu terkenal karena banyak yang jadi pengusaha, tak ditolong pun mereka sudah berjiwa pengusaha,” kata Riza didampingi Kepala Disnakerin Yunida Fatwa.

Tapi, menurut Riza, dapur pelaku IKM rendang saat ini banyak yang tadak memenuhi standar internasional untuk eksport. Karena bisnis internasional mengharuskan produk makanan bersertifikasi HACCP dan ISO 22000, disamping sertifikasi nasional seperti halal, SNI, dan izin edar.

“Orang yang membeli nanti tentu akan menelisik tempat produksinya, akan dilihat dapur pelaku IKM, orang luar negeri seperti Eropa dan Arab tentu tak ingin sembarangan beli produk, apalagi makanan,” kata Riza.

“Alhamdulillah, sekarang sudah ada Pabrik Sentra Rendang Payo di Kota Payakumbuh yang memenuhi kriteria ekspor tersebut dimana saat ini sudah di pergunakan oleh salah satu UMKM Dapar Mutiara yang telah mendapatkan kontrak exlusive selama 10 tahun dengan Distributor TOKO INDONESIA di Hamburg Jerman untuk pasar Eropa dan Turky.

Pengiriman Bumbu Rendang Dapur Mutiara tahap kedua tempo hari sebanyak 1 ton membuat Randang Payakumbuh semakin terkenal ke mancanegara” ujar Riza Pahlevi.

Riza bersyukur, semangat untuk membantu rumah produksi bersama yang memenuhi standar internasional disambut baik oleh kementerian Perdagangan dan perindustrian.

Saat Sesi tanya jawab diacara Talkshow tersebut Rina dari dari Dapur Mutiara memapàrkan bahwa Peran Pemerintah Kota Payakumbuh terhadap kemajuan UMKM dalam mendirikan Pabrik Sentra Rendang sangat berdampak positif. Ekspor ini tidak akan terlaksana kalau tidak ada Pabrik Sentra Rendang Payo tersebut dengan segala fasilitas pabrik dan perizinannya yang berstandar Internasional. Rina mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wali Kota dan Wakil Walikota Payakumbuh yang sudah mengupayakan berdirinya Pabrik Rendang yang baru ada satu satunya di Sumaterà Barat ini.

Rina juga menyampaikan kendala yang dihadapinya dalam ekspor Bumbu Rendang ini yaitu tentang ketersediaan kemasan Inner Nylon Plastik Retort ukuran sachet 9*13 cm yang tahan terhadap Suhu 120°C.
Saya sebenarnya sudah harus memasak lagi untuk memennuhi permintaan selànjutnya yaitu 1.5 ton perbulan. Tapi saya belum mendapatkan kemasannya. Saya harus memesan khusus ke Pabrik di Bandung minimal order 300 rb pcs dengan waktu tunggu 3 bln dan kalau dikalkulasikan total harganya mencapai di angka 200 juta. Hal ini sangat memberatkan kami para UMKM dalam menjalani ekspor pada pasca Pandèmi ini.
Lamanya waktu tunggu pembuatan kemasan ini, menurut pengelola pabrik karena semua bahan baku harus di Impor dari Cina.
Jadi dalam kesempatan ini Saýa sangat berharap pada Pemerintah mumpung ada bapak dari Kementrian Perdagangan dan Koperasi yang hadir pada Talkshow ini agar bisa membantu mencarikan solusi dari kendala yang saya hadapi ini kata rina mengakhiri pemaparannya.

scroll to top