Dibukanya Destinasi Wisata Dalam Libur Panjang Para Pedagang Kaki Lima (PKL) Ikut Panen Rejeki.

WhatsApp-Image-2020-10-31-at-18.38.47.jpeg

Solo Raya-Jawa Tengah (Benuanews.com) —  Masa Libur panjang yang dimulai tanggal 28-31 Oktober 2020 seperti biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengunjungi daerah-daerah pariwisata dari berbagai daerah. Walaupun banyak himbauan dari beberapa ahli bahwa masyarakat sebaiknya tetap tinggal di rumah.

Dikawatirkan dalam libur panjang akan menjadi klaster pendemi baru. Ada sebagian destinasi wisata di Soloraya yang masih ditutup tetapi ada yang sudah dibuka dengan diperketat protocol kesehatan.

Keraton Kasunanan Surakarta dan Museum Keraton masih ditutup oleh pihak pejabat Keraton, walaupun jumlah pengunjung merasa kecewa tetapi setidaknya mereka memanfaatkan kegiatanya untuk foto bersama dengan teman dan sanak keluarga mereka. Sementara Pasar Klewer sebagai Market Batik juga tak lepas dari kunjungan wisatawan. Sugiyono 48 tahun sebagai tukang parkir setempat mengatakan bahwa “Parkir hampir penuh pak, jumlah mobil dan motor yang menggunakan lahan parkir mencapai 100-200 mobil roda empat dan sebagian mini bus dan sepeda motor dalam tiga hari mencapai 1200 biji dalam tiga hari ini”, ceritanya kepada benuanews Sabtu (31/10/2020).

Suparti 57 tahun sebagai pedagang warung nasi dan kopi sangat senang adanya liburan ini. “Penghasilan saya dalam tiga hari ini lebih dari 6 juta pak”, katanya kepada benuanews Sabtu (31/10/2020). “Teman teman yang buka makanan dan cindera mata juga ikut laris. Setidaknya penghasilan libur ini bisa menutupi hutang dan bisa membeli bahan pokok lagi”, lanjutnya.

Di tempat terpisah, Pjs Bupai Klaten Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan bahwa wisata air di Umbul Ponggok Klaten mencoba dibuka setelah mengalami libur panjang. “Tetapi penerapan protocol kesehatan sangat ketat”, katanya kepada benuanews. Dalam pembukaan kembali di obyek wisata di Kabupaten Klaten Bupati telah mengeluarkan Surat Edaran dengan Nomor 443.1/629113 tentang Pembukaan Obyek Wisata Tirta pada masa pendemi. Hal ini dimaksudkan agar semua pengelola obyek wisata harus patuh pada aturan protocol kesehatan dalam masa pendemi.

Deni 36 tahun yang membuka angkringan di lokasi wisata kolam renang merasa senang karena sudah bisa membuka usahanya kembali. “Biasanya penghasilan saya rata-rata perhari Rp. 150ribu-Rp.225 ribu per hari” ceritanya kepada benuanews. Beda dengan Ibu Hj Sutanti yang membuka usaha restoran kecil dekat wisata di Klaten “penghasilan saya rata rata 1-1,5 juta perhari sebelum covid dan liburan ini rata rata hanya sampai Rp. 750 ribu perhari. Tapi lumayanlah dari pada tidak boleh jualan karena masa pendemi” certanya.

Para penjual cinderamata di Candi Prambanan juga mengalami kenaikan penghasilan. Sumardi 42 tahun yang memiliki kios cindera mata menyatakan bahwa dalam liburan ini dapat meraup rejeki sekitar Rp. 6,8 juta dalam dua hari. “Biasanya pendapatan saya di hari Minggu sebelum pendemi rata rata Rp. 6 juta per hari. Tapi ya alhamdulilah dalam tiga hari ini pemasukan saya anggap lumayan sebab hari hari masa pendemi bagai tidak ada pengunjung di Candi Prambanan”, katanya kepada benuanews Sabtu (31/10).

Kontributor:barry

scroll to top