Tapanuli Utara, Benuanews.com – Derasnya hujan yang mengguyur wilayah Tapanuli Utara sejak Rabu malam menyebabkan bencana alam tanah longsor dan banjir di sejumlah titik sepanjang Jalur Lintas Tarutung–Sibolga, tepatnya di Kecamatan Adiankoting. Kondisi ini tidak hanya memutus akses utama menuju Kabupaten Tapanuli Tengah, tetapi juga membuat warga di beberapa desa terisolasi dan aktivitas ekonomi terhenti total.
Namun di tengah situasi kritis tersebut, Satuan Brimob Polda Sumut melalui Batalyon A Pelopor bergerak cepat tanpa menunda waktu. Pada Kamis, 27 November 2025 pukul 10.00 WIB, dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon A, Kompol Mukhtar I. Kadoli, S.I.K., M.H. (Call Sign: Dompak 7), pasukan terlatih ini dikerahkan ke Desa Lobupining dan Desa Adiankoting Julu untuk melaksanakan operasi SAR dan penanggulangan longsor berskala besar.
Setibanya di lokasi, personel Brimob dihadapkan pada pemandangan yang memprihatinkan: jalan nasional tertimbun material tanah, bebatuan besar, pepohonan tumbang, serta aliran air yang masih cukup deras. Di beberapa titik, badan jalan hilang tertutup hingga setinggi dua meter.
Tanpa ragu, personel Yon A Pelopor langsung bekerja sama dengan alat berat di lapangan.
Sebanyak 7 alat berat—terdiri dari 4 unit excavator dan 3 bulldozer—dioperasikan secara simultan untuk mempercepat proses pembersihan.
Hasilnya terlihat nyata:
• 25 titik longsor dari Km 17,5 hingga Km 25 berhasil dibersihkan dalam waktu singkat.
• Jalan Lintas Tarutung–Sibolga kembali dapat dilalui kendaraan hingga Km 25, tepatnya sampai kawasan SPBU Adiankoting.
Operasi ini seketika membuka akses vital bagi warga dan kendaraan, termasuk jalur logistik menuju Tapanuli Tengah.
Tidak hanya membersihkan longsor, Brimob juga menunjukkan kepedulian sosial yang kuat.
Komandan Kompi 4, AKP Ridwan, bersama personelnya turun langsung memberikan makanan kepada warga yang terpaksa berjalan kaki dari Desa Adiankoting Julu Dolok menuju Lobupining akibat terputusnya akses transportasi.
Bantuan ini menjadi oase bagi masyarakat yang sudah kelelahan dan ketakutan sejak bencana terjadi. Bahkan, cerita menyentuh muncul dari lapangan—seorang warga lansia menangis haru saat menerima bantuan, merasa tidak sendiri menghadapi bencana ini. Kehadiran Brimob menjadi kekuatan moral di tengah keterpurukan.
Meski sebagian besar akses mulai pulih, perjuangan belum selesai.
Material longsor masih menutup ruas jalan di Km 27 Desa Pagaran Pisang, dan hingga malam hari personel Brimob tetap bekerja melanjutkan evakuasi material agar jalur benar-benar pulih total.
( Darmayani)