*Ciptakan Lapangan Kerja Seluas-luasnya, Pemda Lutra Rancang Pengembangan Komoditas Unggulan Daerah*

Screenshot_20251107_195339.jpg

LUWU UTARA-Benuanews.com-Memiliki potensi lahan kurang lebih 7.500 km², prospek Kabupaten Luwu Utara untuk dijadikan sebagai pusat pengembangan komoditas unggulan daerah, seperti sawit, kakao, dan kopi, juga makin besar. Sehingga potensi ini pula yang mesti dimaksimalkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara (Lutra).

Gayung bersambut! Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Perkebunan dan Hilirisasi Perkebunan yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida), Kamis (6/11/2025), Bupati Andi Rahim mengelaborasi kemungkinan terbaik dari potensi pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Luwu Utara tersebut.

Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim, mengatakan bahwa pengembangan perkebunan dan hilirisasi merupakan agenda strategis yang tentunya sangat sejalan dan selaras dengan prioritas Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI), serta arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Daerah kita ini memiliki potensi lahan kurang lebih 7.500 km² yang dapat kita optimalkan untuk pengembangan komoditas unggulan daerah, seperti sawit, kakao, dan kopi,” terang Bupati Andi Rahim. Kendati demikian, potensi yang begitu besar ini tak bisa dimaksimalkan tanpa didukung oleh peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia.

“Upaya peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia menjadi sangat penting untuk dilakukan agar daerah kita mampu menyerap peluang pendanaan serta investasi melalui prinsip money follow the prospect,” jelas alumnus Fakultas Teknik Unhas ini.

Prinsip tersebut, lanjut Bupati, menjadi landasan pemerintah daerah untuk diterapkan melalui prinsip money follow the prospect. “Prinsip ini berarti bahwa makin besar prospek pembangunan yang ditawarkan, makin besar pula dukungan pembiayaan yang dapat diperoleh oleh pemerintah daerah,” terang Bupati Andi Abdullah Rahim lagi.

Sejalan dengan itu, Bupati juga menyampaikan keinginan untuk mendorong peningkatan luasan pengembangan komoditas, yakni sawit 10.000 hektare melalui pola kemitraan inti plasma, kopi 2.500 hektare, kakao 5.000 hektare, serta kelapa dalam 3.000 hektare.

Seluruh program pengembangan komoditas unggulan daerah di Luwu Utara ini dilakukan melalui skema kolaborasi lintas sektor, termasuk investasi murni, serta dukungan lembaga perbankan dalam penyusunan pola pembiayaan dan kemitraan.

“Dengan demikian berdasarkan kebutuhan tenaga kerja, estimasi total daya serap tenaga kerja yang dapat diciptakan dari program ini adalah sekitar 6.000 orang untuk sawit, 3.200 orang untuk kopi, 4.000 orang untuk kakao, dan 1.200 orang untuk kelapa dalam,” beber dia.

“Daya serap tenaga kerja ini nantinya akan dipenuhi melalui program pemberdayaan pemuda, pembentukan petani milenial, serta optimalisasi brigade pangan sebagai model kerja padat karya yang terukur dan terstruktur,” sambungnya.

Lanjut Bupati menambahkan bahwa pengembangan perkebunan, bukan hanya berdampak pada nilai komoditas semata, tetapi juga berkontribusi langsung pada penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan berbasis wilayah.

Untuk itu, sebagai tindak lanjut, Bupati menginstruksikan TAPD melakukan revisi program tahun 2026 dengan memasukkan agenda penguatan SDM perkebunan modern, percepatan identifikasi lahan kakao dan sawit, serta pengaktifan kembali Tim Percepatan Investasi untuk memastikan keberlanjutan koordinasi lintas sektor.


Sekadar diketahui, rapat koordinasi ini sebagai penegasan komitmen Pemda Kabupaten Luwu Utara untuk membangun sebuah sistem perkebunan yang terintegrasi dari hulu ke hilir, beserta seluruh ekosistem pendukungnya. Termasuk akses permodalan, kelembagaan, dan peningkatan kapasitas tenaga kerja, guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berbasis potensi lokal serta penguatan nilai tambah. (LHr#)

scroll to top