Cegah HIV/AIDS Di Masa Pendemi, 64 Kasus Baru Telah Ditemukan

WhatsApp-Image-2020-12-01-at-6.21.39-PM.jpeg

(Solo-benuanews.com). “Ini merupakan penyakit dari perilaku penyimpangan”, kata Tommy Prawoto sebagai Pengelola Program Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Solo, disela-sela acara talk-show bertajuk Pentingnya Generasi Millenial Paham HIV/AIDS yang disiarkan oleh radio solopos FM pada Senin (30/11/2020).

Tommy menjelaskan bahwa kasus HIV/AIDS baru sebanyak 64 orang dan 5 diantaranya merupakan ibu hamil, ini ditemukan saat pemeriksaan di 17 Puskemas dan rumah sakit (RS) di Solo. “Ada potensi bayi yang baru lahir juga bisa terindikasi positif HIV/AIDS”, lanjutnya. Jumlah keseluruhan penderita di Soloraya mencapai 261 orang.

Dijelaskan pula setiap ibu hamil yang positif HIV/AIDS supaya melahirkan secara operasi Caesar agar bayi tidak tertular melalui cairan vagina. Upaya deteksi dini dan tindakan meminum obat antiretroviral (ARV) secara rutin dan teratur memungkinkan pasien dapat melahirkan secara normal. Setiap ibu hamil wajib mengikuti tes diagnosis HIV, apabila yang bersangkutan tidak bersedia maka harus membuat pernyataan supaya pihak pemerintah tidak disalahkan dalam upaya pencegahan dini.

Rata-rata orang yang terjangkit HIV/AIDS masih usia produktif antara 16-45 tahun dengan latar belakang mahasiswa dan pekerja swasta. Pasien HIV/AIDS harus minum obat ARV secara rutin agar HIV dalam tubuh tidak terdeteksi alias tidur. Apabila pasien masih bujangan ingin menikah sebaiknya kontrol dokter seara rutin.

Sementara Fatimah Zakiyah anggota Gempita Kota Solo sebuah lembaga yang memberikan pendampingan pasien HIV/AIDS manyatakan “Peran Gempita melakukan edukasi dengan menyasar kepada kelompok kaum muda. Kami melakukan sosialisasi dan edukasi secara kontinyu dan terprogram”, katanya. “Sosialisasi bertujuan untuk menjauhkan penyakitnya bukan orangnya”, lanjutnya kepada reporter benuanews Selasa (01/12/2020) ketika ditemui di ruang kantornya.

Secara terpisah, Fauzi Rivai seorang pegiat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Klaten menyatakan para pasien harus tetap rutin, teratur dan terkontrol minum obar ARV agar tubuhnya selalu kuat dan tidak mudah terserang oleh penyakit lain seperti terserang virus Corona-19. “Ya mereka harus rajin minum obat”, jelasnya kepada wartawan.

(Kontributor:barry)

scroll to top