Anies ; Kita Buat Peta Baru untuk 2024, Lupakan 2019.

IMG_20221024_001813.jpg
Banggai Benuanews.com


– Bakal calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan mengajak relawan untuk membuat peta politik baru pemilu 2024. Dia menilai, sudah saatnya meninggalkan peta politik Pilpres 2019.

Di kutip dari Merdeka.com ,
“Ke depan kita harus ikhtiarkan. Nah, ini semua sekarang dalam situasi di mana kita menuju sebuah fase, fasenya fase baru tahun 2024. Saya mengajak kepada semuanya, lupakan peta 2019 kita buat peta baru untuk 2024,” kata Anies saat mengikuti agenda Rakernas dan Ikrar Kebulatan Tekad Relawan Go-Anies di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (23/10).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengajak relawan untuk tidak terbawa pada politik lama. Anies berkata, peta politik baru bisa dibuat dengan melibatkan seluruh warga negara.

Jangkau semua, libatkan semua, jangan batasi dengan batas-batas apapun, juga seluruh anak bangsa diajak dalam sebuah arus perubahan yang akan dikejar, itu yang digambar. Jadi jangan kita terbawa dengan apa yang pernah ada kemarin,” ucapnya.

Peta politik baru yang dimaksud Anies adalah seorang bakal Capres tidak hanya sekadar menawarkan visi dan misi semata. Namun, calon pemimpin RI perlu mengantongi rekam jejak yang bisa dibuktikan kepada seluruh warga.

“Kita buat peta baru, peta baru artinya apa? Kita ingin tawarkan kepada semua bukan hanya visi misi, bukan hanya itu, karena itu adalah sesuatu yang bisa dikarang, tapi yang namanya rekam jejak itu enggak bisa dikarang, karena rekam jejak itu faktual rekam jejak yang senyatanya pernah terjadi. (Jadi) Go-Anies harus bawa rekam jejak,” tuturnya.

Anies mengajak relawannya menawarkan pemimpin yang punya kredibilitas, bukan imajinasi semata. Anies juga tidak ingin ide seorang Capres tidak selaras dengan yang mengusung.

“Dengan begitu, maka apa yang kita tawarkan punya kredibilitas, kalau tidak kita hanya menawarkan imajinasi dan tidak punya kredibilitas. Lebih parah lagi bila yang ditawarkan dan yang menawarkan tidak punya ketersambungan ide, nanti ujungnya tidak dilaksanakan,” ujarnya.

“Kenapa? karena yang menawarkan dengan yang barangnya tidak ada ketersambungan ikatan gagasan, dan itu yang berbahaya tapi kalau yang ditawarkan, yang menawarkan punya keterikatan dan ditopang dengan rekam jejak, saya rasa kita bersama-sama dapat membangun Indonesia yang lebih baik ke depan Insya Allah,” sambungnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top