Melawi, Kalbar (Benuanews.com) – Kegiatan Replanting atau Program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) merupakan Program Pemerintah pusat dalam meningkatkan produktivitas petani kelapa sawit, salah satu yang mendapatkan Program PSR adalah Koperasi Unit Desa Bale Yotro, Desa Beloyang Kecamatan Belimbing Hulu, Kabupaten Melawi.
Replanting sudah banyak dilakukan untuk meningkatkan produktivitas. Saat ini dan salah satu fokus Pemerintah Indonesia adalah untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, mengingat sawit masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia β terutama di pasar global.
Program PSR juga merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit, dengan menjaga luasan lahan, agar perkebunan kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara optimal, sekaligus untuk menyelesaikan masalah legalitas lahan yang terjadi.
Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Bale Yotro, Desa Beloyang Kecamatan Belimbing Hulu Kabupaten Melawi, YS. Marjintan terkait Program Replanting atau Peremajaan PSR.
saat di Konfirmasi awak media ini pada Jumat, (25/02/2022). YS. Marjintan, menyampaikan “adapun landasan hukum kami sesuai dengan Permentan No 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Replanting Sawit. ‘Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian No.18/Permentan/KB.330/5/2016., tentang Pedoman Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit. Peraturan menteri ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pembinaan, pemberian pelayanan dan pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit secara efisien dan berkelanjutan melalui peremajaan kebun kelapa sawit’.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2020 Mengenai Persyaratan Pengajuan Usulan Peremajaan Sawit Rakyat.
“Terkait sudah sejauh ini kegiatan program PSR yang kami kerjakan dilapangan dengan jumlah Kependudukan masyarakat yang mengikuti kegiatan 331 KK dan jumlah Hektar lahan keseluruhannya 928.1732 Hektar, sudah selesai di kerjakan Replanting / caping 662.1841 Hektar, dan yang di tarik mundur oleh warga seluas luas lahan 265.9891 Hektar, dengan alasan, karna beberapa hal; seperti tandan sawitnya masih besar dan harga sawitnya juga masih tinggi saat ini. sehingga murni luas lahan yang dikerjakan ikut Program 662.1841 Hektar.” Papar Marjintan.
“Berkaitan dengan ada atau tidak suatu kendala di lapangan yakni kegiatan ini tidak ada, memiliki kendala. Karna selalu di pandu langsung dari pusat lewat Sucopindo terus menerus sepanjang waktu. Panduan secara teknis kita selalu juga dapat panduan dari tenaga teknis baik dari kabupaten maupun Propinsi,” Jelas Marjintan.
kalaupun terkendala paling hanya kendala repisi RAB-nya, dari harga-harga pupuk, Herbisida dan untuk kendala lainya hanya perpanjangang Adendum, karna melibatkan tiga pihak, BPDPKS, Bank Mitra dan KUD Bale Yotro.
Untuk kegiatan yang lainnya berupa pembersihan parit, kacang-kacangan, Herbisida, pupuk, pemiliharaan, Alhamdulilah tidak ada kendala.
“Harapan saya pertama, untuk petani agar petani dapat berkerjasama dengan Pemerintah stempat, Kabupaten, Propinsi agar saling bahu membahu untuk melihat perkembangan bantuan tersebut
bekerjasama dengan baik.
kedua, harapan kita pemerintah agar pemerintah segera ikut campur dalam persoalan dana ida pertabun petani sampai sekarang belum di cairkan dari Asuransi Bumi Putra, yang belum di caikan sampai saat ini kurang lebih masih 8 Miliar, karna ini salah satu dana penopang setelah bantuan dari BPDPKS habis dan kita berharap dari tabungan petani bisa di luncurkan untuk kelangsungan perkebunan tersebut.” Tutur Marjintan
“kami sebagai pengelola petani di bawah minta dukungan penuh kepada pihak Pemerintah baik pemerintah Kabupaten, Propinsi maupun pusat” Tegasnya
“Adapun tambahan saya bepesan secara khusus bagi masyarakat yang ikut program mari kita saling menjaga kebun kita dan manfaatkan bantuan pemerintah dengan baik, sebaik mungkin. Begitu juga bagi masyarakat yang tidak mengikuti program rawatlah kebunnya dengan baik, agar tidak membuat suatu perbedaan dari yang kecil dengan yang besar“. Pesan Marjintan sambil mengakhiri komunikasi ya.
Penulis : Rabi (Korwil Kalbar)