Ini kata Sandiaga Uno terkait Museum Buya Hamka pascapandemi COVID-19

Agam35.png

AGAM. BENUANEWS. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan bahwa Museum Kelahiran Buya Hamka di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat bakal menjadi tujuan wisatawan domestik dan mancanegara pascapandemi COVID-19 melanda Indonesia.

“Wisatawan domestik dan mancanegara akan banyak mengunjungi Museum Kelahiran Buya Hamka setelah pandemi COVID-19,” katanya saat mengunjungi Nagari Sungai Batang sebagai desa wisata 2021, Jumat (27/8/21).

Saat masih kecil, tambahnya ia sering dibawa orang tua untuk mengunjungi daerah itu.

Buya Hamka merupakan ulama yang terkenal di Indonesia dan bahkan di dunia.

“Buya Hamka banyak melahirkan karya dan dipakai oleh ulama di Indonesia,” katanya.

Terkait keramba jaring apung di Danau Maninjau, pihaknya akan mendata keramba jaring apung di danau dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia.

Pendataan itu melibatkan tokoh adat, tokoh agama, masyarakat, pelaku usaha mikro kecil menengah dan lainnya.

Ini mengingat bahwa danau vulkanik itu dalam kondisi tercemar berat dan cukup memperhatinkan.

“Program pendataan bersifat berkeadilan pada masyarakat, agar ekonomi masyarakat tidak terganggu,” katanya.

Mantan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia berpesan kepada warga untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan cara memakai masker, menjaga jarak dan lainnya saat pandemi COVID-19.

Dengan cara itu, maka pandemi bakal berakhir dan ekonomi masyarakat akan bangkit kembali.

“Sekitar 50 persen ekonomi di Indonesia anjlok dengan kondisi pandemi,” katanya.

Sementara Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri menambahkan kehadiran Menparekraf menjadi penyemangat bagi wisata di Agam.

“Wisata Agam akan bisa bangkit dalam waktu dekat,” katanya.

Ketua Pokdarwis Sungai Batang, Rudi Yudistira mengatakan Danau Maninjaun dikelilingi perbukitan yang banyak potensi bunga rafflesia.

Danau Maninjau juga memiliki ikan endemik berupa ikan rinuk yang hanya ada di danau itu.

“Ikan rinuk satu-satunya di dunia ada di Danau Maninjau dan khusus Museum Kelahiran Buya Hamka banyak dikunjungi wisatawan dari Malaysia, Singgapura dan lainnya,” katanya.

Di Museum Kelahiran Buya Hamka, Menparekraf menandatangani prasasti, penyerahan bantuan paket satu tahun internet, piagam dan lainnya.

Sebelum ke Museum Buya Kelahiran Hamka, Menparekraf juga mengunjungi Rumah Gadang Suku Chaniago. Di lokasi itu, Menparekraf ikut memasak masakan cubadak kicuh, melihat penampilan sileh lanyah, mengunjungi kuliner asli Danau Maninjau. (eko)

scroll to top