Dumai,Benua News: Pagi itu cuaca kota Dumai sangat cerah,jam dinding baru menunjukkan pukul 07.00. pagi, Benua news,akan bertolak menuju bukit batu, Bengkalis, Provinsi Riau. melalui jalur darat Dengan jarak tempuh 52 Km.
” Mengenal lebih dalam sang penjaga pesisir pantai selat Malaka, Laksamana raja dilaut.
Laksamana Adalah gelar dari Kerajaan Siak untuk menjaga pesisir pantai Selat Malaka.
Konon Datuk/Encik Ibrahim merupakan Datuk Laksamana Raja di Laut I yang berkuasa pada tahun 1767 M-1807 M. Ada empat datuk yang memerintah di Bukit Batu, tiga penerusnya adalah Datuk Khamis, Datuk Abdullah Shaleh dan Datuk Ali Akbar. Mereka digelari Datuk Laksamana II sampai IV.
Datuk Laksamana merupakan pembesar kerajaan Siak yang semula bermukim di Bengkalis, kemudian memindahkan lokasi pemerintahannya ke Bukit Batu.
Dalam sejarahnya, Laksamana Raja di Laut merupakan keturunan bugis dan melayu, dimana Daeng Tuagik, anak dari Sultan Wajok yang kawin dengan anak Datuk Bandar Bengkalis, Encik Mas (seorang perempuan yang berkuasa di pulau Bengkalis).
Daeng Tuagik ketika menikahi Encik Mas telah berjanji untuk tidak memakai gelar Bangsawan Bugis bagi keturunannya. Dari perkawinannya ia mendapat seorang anak yang bernama Datuk Bandar Jamal (1720-1767) yang kelak menggantikan ibunya sebagai penguasa Bengkalis.
Laksamana di Laut IV, Laksamana Ali Akbar terletak Di Desa Sukajadi, sekitar 35 kilometer dari Kota Sungai Pakning,Kabupaten Bengkalis.sedangkan dari kota Dumai berjarak 52 km.
Peninggalan rumah Laksamana raja dilaut seperti seperti rumah tradisi di Riau yang Berbentuk panggung dengan corak motif-motif melayu dibeberapa ornamen bangunannya.
Banyak diungkapkan warga setempat, mistiknya seperti harimau jadi-jadian,buaya penunggu,dan sebagainya.mengingat sumpah 100 tahun keramat.
Tidak jauh dari rumah Laksamana Raja di Laut, akan terlihat dua makam Datuk penguasa laut. Yakni Laksamana III dan Laksamana IV. Kedua Makam ini terletak di belakang Masjid Jami’ Al Haq. Mesjid tertua peninggalan para Laksamana.
Saat Benua News berkunjung ke sana penjaga makam, Rustam mengatakan banyak sejarah lampau tentang kejayaan kerajaan Siak terdahulu, Laksmana Raja di Laut merupakan penjaga pesisir pantai Selat Malaka.
Lokasi makamnya kini menjadi situs sejarah ramai dikunjungi wisatawan untuk berziarah ataupun hanya sekedar melihat-lihat saja.
Tempat sejarah ini biasanya ramai kunjungan pada hari-hari libur.
“Kalau hari biasa kunjungan sepi, tapi biasanya akhir pekan atau hari libur ramai. Pengunjung biasa berasal dari luar daerah ini,”ujarnya.
Di lokasi, ia juga menunjukan tempat-tempat bersejarah lainnya. Termasuk rumah peninggalan Laksmana Raja di Laut yang lokasinya tak jauh dari makam tersebut.
rumah itu, ditempati oleh ahli waris. Arsitektur bangunan Melayu tersebut sudah pernah di renovasi, namun sebagian ornamen kayu yang dipakai bangunan itu masih asli.
Di halaman depan juga terdapat meriam yang digunakan masa kejayaan kerajaan Siak dahulu.
Sebagai warga, ia ingin lokasi ini bisa dikenal khalayak sebagai situs sejarah, bahwa dahulu perjuangan bukti Kerajaan dalam menjaga pantai pesisir,tutupnya.
Sekedar informasi, laksamana raja dilaut ini kian terkenal semenjak biduan wanita asal Bengkalis, Iyet Bustami, menyanyikan lagu Laksamana raja di laut.MAt.