Santri Lumajang Gelar Aksi Damai, Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik

IMG-20251018-WA0312.jpg

Lumajang ,Benua News.com – Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Lumajang berkumpul di depan Pendopo Aryawiraraja, Sabtu (18/10/2025). Mereka hadir dengan wajah teduh dan langkah tertata, membawa pesan damai sekaligus menegaskan pentingnya penghormatan terhadap nilai-nilai pesantren dan kearifan lokal.

Dengan pakaian serba putih dan poster bertuliskan pesan damai, para santri berjalan tertib dari Alun-Alun Timur menuju pendopo. Sepanjang jalan, lantunan shalawat dan doa menggema, menjadi simbol bahwa menyampaikan aspirasi dapat dilakukan dengan ketenangan dan kesantunan.

Ketua PCNU Lumajang sekaligus koordinator aksi, Mohammad Darwis, menekankan bahwa aksi damai ini lahir dari rasa cinta dan kepedulian terhadap pesantren, bukan dari emosi. Ia menilai, media memiliki peran penting dalam membentuk informasi bagi masyarakat sehingga perlu dijalankan dengan prinsip kehati-hatian dan menghormati nilai-nilai agama dan budaya.

“Kami datang untuk menyampaikan aspirasi dengan cara yang santun. Pesantren adalah sumber pendidikan karakter, dan kami ingin nilai-nilai itu tetap dihargai,” ujar dia.

Ia menambahkan bahwa pesantren telah menjadi pusat pendidikan moral dan kebangsaan, menghasilkan generasi yang berakhlak dan peduli terhadap masyarakat. Menjaga marwah pesantren berarti menjaga fondasi pendidikan karakter bangsa.

Aksi damai ini mendapat apresiasi dari Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), yang menemui para santri. Ia menyatakan bangga atas kedewasaan para santri dalam menyampaikan aspirasi secara damai dan beradab.

“Saya bangga, karena para santri menyampaikan aspirasi dengan cara yang santun dan terhormat. Ini menunjukkan bahwa pesantren adalah pusat pendidikan moral yang mencerahkan masyarakat,” ungkap Bunda Indah.

Menurutnya, kritik yang disampaikan dengan santun adalah bagian dari pendidikan masyarakat yang sehat. Di tengah derasnya informasi digital, santri hadir sebagai penyeimbang, mengingatkan agar semua pihak tetap menghargai etika dan tanggung jawab sosial.

Bagi para santri, aksi ini bukan hanya tentang menyampaikan aspirasi, tetapi juga tentang menguatkan nilai-nilai moral dan pendidikan karakter di masyarakat. Setiap langkah yang tertib, setiap doa yang dipanjatkan, menjadi simbol kesadaran sosial yang ingin dibagikan kepada publik.

Menjelang akhir aksi, para santri menggelar doa bersama di halaman pendopo. Suara lantunan ayat suci menghadirkan suasana teduh, menunjukkan bahwa menyuarakan aspirasi dapat dilakukan dengan cara yang elegan dan damai.

Aksi damai santri Lumajang menjadi refleksi bahwa pembangunan bangsa tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi juga dari kualitas moral, etika, dan kepedulian sosial warganya. Pesan yang mereka sampaikan sederhana namun mendalam: menjaga martabat pesantren adalah bagian dari membangun masyarakat yang santun dan beradab.

Dari Lumajang, santri mengirim pesan kepada seluruh masyarakat bahwa keteduhan, kesantunan, dan niat baik dapat menjadi kekuatan untuk mencerahkan publik dan memperkuat solidaritas sosial. Aksi damai ini menjadi contoh nyata bahwa kebaikan dan aspirasi dapat disampaikan tanpa menimbulkan gesekan, namun tetap memberikan pesan yang mendidik dan menginspirasi.

(M.HADI)

Redaksi

Redaksi

Satu Pelurumu Hanya Tembus Satu Kepala Manusia...Tetapi Satu Tulisan Seorang Jurnalis Bisa Tembus Jutaan Manusia (082331149898)

scroll to top