Jurnalis di Jambi Diancam Dibakar Saat Liputan Antrian BBM SPBU Pal Lima

1000873010.jpg

JAMBI (Benuanews.com)– Ancaman terhadap kebebasan pers kembali terjadi di Kota Jambi. Seorang jurnalis media online yang juga Sekjen Ikatan Wartawan Indonesia (IWO) Provinsi Jambi, Lawrence Sibarani, menjadi sasaran intimidasi saat hendak melakukan peliputan antrian panjang BBM di SPBU Pal Lima, Kota Jambi, Selasa (23/9).

Lawrence mengaku dirinya dikepung orang tak dikenal (OTK) hingga diancam dibakar hidup-hidup ketika mencoba mengonfirmasi dugaan praktik penyalahgunaan BBM bersubsidi. “Awalnya saya hanya mengambil video kondisi antrian dan berencana meminta keterangan dari pihak manajemen SPBU. Namun tiba-tiba sejumlah orang menghampiri saya dan menghalangi,” ungkapnya, Kamis (24/9).

Tidak hanya dihalangi, situasi kian mencekam ketika Lawrence berusaha tetap meliput dari luar area SPBU. Sekelompok orang kembali mendekat, memukul telepon genggam miliknya, bahkan meneriakkan ancaman, “Kito Bakar Dak yo orang ini !”—yang jelas ditujukan kepadanya.

Ancaman ini menambah panjang daftar dugaan praktik gelap distribusi BBM bersubsidi di Jambi. Sumber internal menyebut pola permainan biasanya melibatkan oknum tertentu yang memanfaatkan barcode kendaraan untuk mengisi berulang kali. Hal inilah yang diduga menjadi pemicu panjangnya antrean di sejumlah SPBU dalam beberapa bulan terakhir.

Lawrence akhirnya memilih mundur demi keselamatan. Namun, ia menegaskan ancaman seperti ini tidak boleh dibiarkan. “Kebebasan pers harus dilindungi. Saya berharap aparat segera menindak kasus ini, sekaligus menertibkan penyalahgunaan BBM subsidi yang sudah merugikan masyarakat luas,” katanya.

Harapan serupa disampaikan warga. Mereka menilai antrean SPBU bukan hanya menguras waktu, tetapi juga merusak kenyamanan publik karena memakan badan jalan. “Jalan jadi macet berjam-jam, kendaraan umum susah lewat, apalagi kalau jam sibuk. Ini sudah sangat merugikan masyarakat,” keluh seorang pengendara yang sering melintas di kawasan Pal Lima.

Hingga kini belum ada keterangan resmi dari aparat terkait peristiwa intimidasi tersebut. Sementara, publik menanti langkah konkret aparat penegak hukum untuk mengusut dua hal sekaligus: siapa dalang intimidasi terhadap jurnalis, dan siapa aktor di balik dugaan praktik penyalahgunaan BBM bersubsidi di Kota Jambi.

(Ardi)

scroll to top