JAMBI (Benuanews.com)-Rumor potensi tercemarnya suplai air bersih akibat keberadaan stockpile batubara PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) di Kelurahan Aur Kenali, Kota Jambi, membuat ribuan pelanggan Perumda Air Minum Tirta Mayang waswas.
Stockpile itu diketahui berlokasi di hilir Sungai Batanghari, tak jauh dari Intake Aur Duri milik Tirta Mayang. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran apakah kualitas air baku untuk kebutuhan masyarakat Kota Jambi tetap aman dari dampak aktivitas batu bara.
Keberadaan stockpile batubara milik PT. Sinar Anugerah Sukses (SAS) itu diketahui berada di hilir sungai batanghari, atau berada sesudah Intake Aur Duri Perumda Air Minum Tirta Mayang.
Posisi Intake Aur Duri yang berada di hulu sungai batanghari juga tidak menjamin bahwa kualitas air bersih yang akan disalurkan ke masyarakat, terdampak atau tidak.
Menyikapi ini, Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi, Dwike Riantara buka suara. Ia mengatakan pihaknya ingin kejelasan secara menyeluruh mengenai stockpile batubara tersebut.
”Yang kami minta itu adalah, pihak PT SAS ini bisa memberikan penjelasan yang meyakinkan kepada Tirta Mayang bahwa kegiatan itu secara keseluruhan sudah ada mitigasi untuk risiko-risiko lingkungannya bagi kami [Tirta Mayang], baik itu kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas air Sungai Batanghari,” katanya, Kamis, 18 September 2025.
Dwike juga meminta kejelasan mengenai keamanan Intake Aur Duri dari kegiatan transportasi batu bara yang menggunakan jalur Sungai Batanghari.
”Intake kami itu kan ada di tikungan, jadi sangat riskan ketika pergerakan kapal tongkang batu bara itu sewaktu-waktu tidak terkendali akan menyenggol intake di Aur Duri,” sebut Dwike.
Dwike mengakui bahwa hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dan lengkap mengenai dampak tersebut terhadap Perumda Air Minum Tirta Mayang.
”Jadi kalaupun dijelaskan tapi tidak meyakinkan, ya, kami juga tidak bisa menerima begitu saja, demi kepentingan masyarakat untuk kebutuhan air bersih di Kota Jambi, bukan soal setuju atau tidak setuju,” bebernya.
Dwike beranggapan bahwa dampak lingkungan dari aktivitas ekonomi seharusnya dapat dikelola dengan baik sepanjang dilaksanakan dengan konsisten, law enforcement yang tegas, dan terbukti efektif tidak merugikan lingkungan.
Sehingga, kegiatan usaha tetap bisa berjalan karena dampak lingkungan secara ekologis dan sosial dapat diatasi secara berkelanjutan.
Akan tetapi, Dwike enggan berkomentar mengenai letak topografi antara Intake Aur Duri dan stockpile batubara milik PT SAS.
Yang jelas, kata Dwike, dari 7 intake Tirta Mayang, hanya satu yang berlokasi di hulu stockpile PT SAS, sementara 6 intake lainnya berada di hilir stockpile batubara tersebut.
Perlu di ketahui, letak topografi ini sangat mempengaruhi jalur air bawah tanah karena ketinggian dan kemiringan permukaan tanah mengarahkan aliran air ke area yang lebih rendah dan menciptakan pola pergerakan air bawah tanah lokal maupun regional.
Air yang meresap ke tanah akan bergerak ke bawah mengikuti kontur topografi hingga mencapai muka air tanah, yang kemudian mengalir mengikuti gradien ketinggian tanah menuju zona pembuangan.
Sebagai informasi, batubara sendiri memiliki peran positif terhadap pengelolaan air, dimana batubara menjadi media filtrasi dan produksi karbon aktif, yang dapat meningkatkan kualitas air hingga mampu menyerap kontaminan organik, klorin, dan bau dari air.
(*)