“Candradimuka” Solusi dan Metode Perkuat Kaderisasi, Cegah Elit Politik Alami Turbulensi

IMG_20220531_075615.jpg

MAKASSAR||Benuanews.com-Partai politik dengan segala perannya, mulai dari menjadi perantara antara masyarakat dan pemerintah, sebagai sarana partisipasi politik, pengatur konflik, hingga kontrol atas kebijakan-kebijakan pemerintah, dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan untuk mencapai keseimbangan dalam menjalankan segala kegiatan politik dalam berbangsa dan bernegara.

Partai politik memiliki peran sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah. juga sebagai sarana sosialiasi politik kepada masyarakat.

Namun yang sering terjadi adalah terjadinya berbagai persoalan baik internal parpol itu sendiri maupun eksternal saling berbenturan. Belakangan ini beberapa elit parpol saling membenturkan kepentingan.

Menurut Ketua DPW PKB Sulsel, H. Azhar Arsyad saat ini Parpol mengalami turbulensi, banyak sesama elit partai yang mengalami gejolak misalnya karena beda kepentingan yang berujung konflik.

“Saya kadang prihatin, karena ini akan memperkuat stigma buruk terhadap parpol dan sekaligus parpol dianggap gagal dalam kaderisasi,” tutur Azhar, Senin (30/5/2022).

Azhar melanjutkan bahwa masyarakat akan berpandangan buruk terhadap parpol karena selalu ada konflik. Baik di internal maupun sesama elit parpol antara satu dan lainya.

Hal ini akan menimbulkan preseden buruk di tengah tengah masyarakat karena para elit parpol tidak lagi memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga terkesan memelihara konflik dan persaingan tidak sehat.

“Yah tentu ini berlaku umum termasuk PKB, dinamika parpol memang hal biasa. Tapi, kalau berujung konflik hasil tidak sehat. Secara bersamaan masyarakat menilai hal buruk, karena konflik merebut kekuasaan. Dampak umum ke semua partai bukan hanya partai tertentu,” ungkap Azhar.

Namun demikian, ketua DPW PKB Sulsel itu enggan menyebutkan parpol mana yang dimaksud. Beliau singgung secara umum termasuk internal PKB juga butuh metode pengkaderan agar melahirkan kaderisasi yang baik.

“Soal rekrutmen dan kaderisasi memang sangat perlu ditingkatkan. Menyerang personal menyerang orang maka parpol belum maksimal merekrut kader secara baik,” katanya.

“Sebagai solusi dan antisipasinya konflik harus diselesaikan dengan bijak. Berpisah karena pilihan sadar, bukan persoalan dan masalah. Parpol tak boleh ada stigmatisasi konflik,” sambung Azhar.

Ditambahkan, kondisi saat ini sebagai upaya menyadarkan elit parpol maka metode Candradimuka yang merupakan suatu wadah untuk penggemblengan diri pribadi agar menjadi orang yang memiliki karakter pribadi yang kuat, terlatih dan tangkas dan teruji.

“Jadi semua partai perlu Candradimuka. Karena semua partai banyak mengalami dinamika. Padahal parpol tugasnya melatih dan mencetak pemimpin. Bagaimana misalnya kita gontok-gontokan, maka masyarakat akan melihat dan menilai lain,” pungkas Azhar.(NARB#)

Laporan : Daeng Uttang
Editor : Syarifuddin

scroll to top