BNPN Kerah Helikopter Distribusi Logistik untuk Korban Bencana Banjir di NTT

Benuanews.com-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, dan rombongan tak bisa melanjutkan penerbangan dari Maumere menuju Larantuka untuk meninjau lokasi banjir bandang di Pulau Adonara Flores Timur, Senin (5/4/2021)

Karena terkendala cuaca, pesawat dilarang terbang di sana. Doni Monardo dan rombongan pun menempuh perjalanan dari darat dari Maumere ke Larantuka.

“Seharusnya sekarang terbang lagi ke Larantuka setelah refueling. Cuaca di Larantuka tak memungkinkan sehingga kami putuskan menggunakan rute jalur darat,” ujar Doni Monardo melalui keterangan tertulis pada Senin 05/4/2021.

Adapun jalur darat yang akan ditempuh kurang lebih tiga hingga lima jam, tergantung kondisi jalan dan cuaca.

Perjalanan yang harus ditempuh Doni Monardo bersama rombongan untuk mencapai titik lokasi banjir bandang yang menewaskan lebih dari orang itu juga masih akan menghadapi kendala, lain yakni penyeberangan laut ke Pulau Adonara.

Berdasarkan informasi dari otoritas pelabuhan penyeberangan setempat, cuaca buruk masih berpotensi terjadi sehingga pelayaran belum sepenuhnya dapat dilakukan.

Meski mengalami berbagai kendala, Doni Monardo akan tetap melanjutkan misi kemanusiaan tersebut, tentunya dengan menunggu kepastian cuaca dari otoritas.

“Penyeberangan akan melihat situasi apakah masih bisa menyeberang hari ini atau tidak. Kalau tidak, maka kami akan menunggu sampai cuaca bagus,” kata Doni.

Dalam rangka percepatan dan penanganan bencana banjir bandang di Flores Timur, BNPB juga membawa beberapa bantuan dari Jakarta dibawa dalam pesawat yang ditumpanginya.

Adapun rincian jenis bantuan yang dikirimkan berupa; makanan siap saji sebanyak 1.002 paket, makanan tambahan gizi 1.002 paket, makanan lauk pauk 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar, alat tes cepat antigen 10.000 unit, masker kain 1.000 lembar dan masker medis 1.000 lembar.

Bencana banjir bandang di Flores Timur telah mengakibatkan lebih dari 60 orang meninggal dunia, 26 orang hilang, 9 orang luka-luka, 80 keluarga terdampak, dan 256 jiwa mengungsi di Balai Desa Nelemawangi.

Data mengenai para korban dan masyarakat terdampak masih dapat berubah mengikuti perkembangan di lapangan.

Kerugian materiil yang dilaporkan meliputi 17 unit rumah hanyut, 60 unit rumah terendam lumpur, 5 jembatan putus, puluhan rumah terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat dan ruas jalan Waiwadan-Danibao dan Numindanibao terputus di empat titik.

Laporan Dasilva

scroll to top