Komitmen Mengadvokasi Permasalahan Gender, GMNI Malang Membentuk Badan Semi Otonom Sarinah

IMG-20230620-WA0074_copy_800x600.jpg

Kota Malang, Benua News.com- DPC GMNI Malang menggelar Kelas Pemikiran Sarinah (KPS) sebagai bentuk kaderisasi non formal
organisasi.

Kegiatan tersebut mengangkat tema “Aktualisasi Spirit Kesarinahan dalam Kerja-kerja Kemasyarakatan”.

Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari ini bertempat di Agroedupark Unitri Malang dengan diikuti oleh 24 kader GMNI Se Malang.

Ada setidaknya 8 materi yang diangkat dengan berbagai latar belakang pembicara yang diundang dalam giat kali ini.

Para pemateri tersebut diantaranya adalah Alumni GMNI sekaligus Dekan FIS UM (Ari Sapto), Kabid Pergerakan Sarinah DPP GMNI (Fanda Puspitasari), Kabid Sarinah DPD GMNI Jawa Timur (Endang Priyantini), Kabid Pergerakan Sarinah GMNI Malang (Veronika B Kelen) hingga Ketua Komisariat GMNI FIS UM 2022 (Fitri Ariska).

Selain itu GMNI Malang juga menggandeng beberapa unsur eksternal sebagai pemateri seperti Kadiv Perempuan, Anak dan Minoritas LBH Surabaya Pos Malang (Satia Pungkasandi), Ketua Bidang Gender AJI Malang (Wilda Fizriyani), serta Kabid Pemberdayaan Perempuan Dinas Sosial Kota Malang (Ani Rahmawiyati).

Kepala Bidang Pergerakan Sarinah GMNI Malang, Veronika B Kelen mengatakan jika adanya Kelas Pemikiran Sarinah ini sebagai bentuk pengimplementasian pedoman revolusioner bagi kader-kader GMNI.

“Founding father kita, Soekarno pernah berkata, Hai perempuan – perempuan revolusioner , jadilah revolusioner, tiada kemenangan revolusioner jika tiada perempuan revolusioner, dan tiada perempuan revolusioner jika tiada pedoman revolusioner,” ujar wanita yang kerap dipanggil Erni tersebut.

Secara rinci tujuan dari Kelas Pemikiran Sarinah ini adalah sebagai bentuk meningkatkan kualitas intelektual kader dengan memberikan pendidikan dan pelatihan agar mampu menjadi trendsetter atau motor penggerak dalam mengaktualisasikan ideologi.

Lebih lanjut, karena banyaknya persoalan-persoalan keperempuanan, kekerasan seksual struktural, hingga persoalan ketimpangan gender di ruang publik juga menjadi salah satu latar belakang dari lahirnya Badan Semi Otonom (BSO) Sarinah yang diinisiasi oleh GMNI Malang dalam kegiatan ini

“Kegiatan KPS ini juga dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan kader sarinah untuk menjadi motor penggerak lembaga semi otonomi atau lembaga taktis gerakan sarinah Malang dalam memerangi masalah-masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ada di lingkup Malang,” lanjutnya.

Badan Semi Otonom (BSO) ini nantinya akan menjadi lembaga taktis yang berada di bawah koordinasi Bidang Pergerakan Sarinah GMNI Malang yang akan berfokus pada upaya preventif dan advokatif berkaitan dengan isu gender dan anak.

“GMNI Malang berkomitmen untuk hadir di tengah-tengah masyarakat dalam upaya preventif maupun advokatif di segala bidang, tidak terkecuali bidang perempuan dan anak. Apalagi belakangan ada beberapa kasus kekerasan seksual di instansi pendidikan. Hadirnya Badan Semi Otonom ini diharapkan akan menjadi oase dalam upaya menciptakan ruang yang aman dan bebas dari berbagai kekerasan seksual struktural dan isu gender lain dengan upaya litigasi dan non litigasi yang akan dilakukan,” tandas ketua DPC GMNI Malang, Donny Maulana.

Donny Melanjutkan jika dalam kerjanya, lembaga taktis ini akan senantiasa bersinergi dengan berbagai lembaga yang bergerak dalam isu sejenis hingga Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) yang ada di Kota Malang.

capt: GMNI Malang membentuk Badan Semi Otonom Sarinah yang Bergerak Dibidang Gender dan Anak.

Star

Redaksi

Redaksi

Satu Pelurumu Hanya Tembus Satu Kepala Manusia...Tetapi Satu Tulisan Seorang Jurnalis Bisa Tembus Jutaan Manusia (082331149898)

scroll to top