Zona Merah Menjadi Pertimbangan Utama Destinasi Wisata Tirta Ditutup

WhatsApp-Image-2020-12-22-at-23.54.09-1.jpeg

KLATEN (Benuanews.com). Liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi perhatian penting bagi wisatawan terutama para pedagang yang mengandalkan harapan rejeki yang akan didapat pada moment ini. Kabupaten Klaten bagian utara memiliki wisata alam dan banyak tempat sumber air bersih mengalir yang biasa disebut “umbul”. Pemanfaatan sumber air menjadikan Kabupaten Klaten menjadi perhatian bagi para wisatawan terutama mengunjungi kolam renang alami, aneka kuliner dengan hasil masakan ikan segar air tawar, serta wisata religi.

“Pada libur Nataru ini khususnya wisata tirta saya nyatakan ditutup”, kata Sri Mulyani Bupati Klaten saat ditemui wartawan pada Senin (21/12/2020). “Untuk wisata alam, cagar budaya serta wisata candi tetap dibuka tetapi harus menerapkan protocol kesehatan yang ketat dan akan diawasi”, lanjutnya. Menurut Pemkab Klaten pertimbangan menutup area wisata ini disebabkan karena Klaten masih dinyatakan zona merah persebaran covid-19. Pertimbangan lain adanya instruksi Gubernur Jawa Tengah bahwa untuk wisata air belum diijinkan untuk dibuka.

Berdasarkan wawancara reporter Benuanews kepada para pedagang menyatakan penyesalanya.”Kami sangat menyayangkan atas keputusan Bupati dan rekomendasi Gubernur Jateng atas penutupan ini”, kata Tanto Raharjo pemilik warung makan di sekitar Umbul Cokro Tulung. “Kami juga menyesal atas penutupan di semua destinasi wisata tirta karena jumlah pengunjungnya di akhir tahun biasanya mencapai puluhan ribu”, ungkap Supartinah seorang pedagang bakso di sekitar umbul tirta Ponggok kepada benuanews pada Selasa (22/12/2020).

“Kami berharap Bupati dan Gubernur meninjau kembali atas penutupan wisata tirta di Klaten karena kami sudah lama tidak mendapatkan rejeki yang baik akibat pendemi covid-19 ini”, ungkap Suparto penjual asesoris anak. “Sebaiknya semua destinasi wisata ditutup saja bukan hanya lokasi wisata air. Pasti nanti para pedagang kakilima akan tetap jualan di lokasi wisata yang tidak ditutup. Dampak sosialnya diantara kami para pedagang akan saling irihati yang bisa memecah persahabatan antar pedagang”, ungkap Wahyuni pedagang pakaian berlogo wisata daerah setempat.(Kontributor:barry)

scroll to top