Agam – Warga Maninjau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat, pemilik Keramba Jala Apung (KJA) mengeluh tingginya harga pakan ikan, sedangkan harga jual ikan rendah, hasil penjualan ikan tidak seimbang dengan modal yang dikeluarkan.
“Hasil penjualan ikan yang sudah di panen tidak seimbang dengan modal yang dikeluarkan untuk beli pakan ikan, lebih baik kami mengosongkan keramba, dari pada rugi terus” kata salah seorang petani KJA Reky saat ditemui di tepi Danau Maninjau. Minggu (31/10).
Dikatakan, akhir akhir ini lebih banyak pemilik Keramba Jala Apung mengosongkan dari ikan, kalau dilakukan pengisian bibit selalu banyak masalah, beli pakan ikan yang tinggi, juga kematian ikan juga meningkat, sehingga sangat membuat rugi pemilik Keramba.
Lebih rinci disampaikan saat ini harga pakan ikan sudah mencapai Rp 450.000 perkarung, kalau bibit ikan nila dipelihara satu petak keramba Jala Apung, pakan ikan yang harus disediakan sebanyak 35 karung, berarti pakan ikan harganya semua mencapai 15 juta perpetak.
Kalau ikan majalaya bibit yang dimasukan kedalam Keramba Jala Apung, makanannya yang harus disediakan lebih kurang 50 karung pakan ikan, berarti dana yang disediakan 250 juta, itu baru untuk makanannya, kalau ada yang mati, maka rugi yang didapat.
” Sebenarnya kalau semuanya selamat, kematian ikan rendah, kami masih mendapatkan laba dengan harga pakan tinggi, tapi hanya sedikit sekedar dapat makan dengan keluarga, tapi kalau kematian tinggi, kami mengalami kerugian” ujarnya.
Lain yang disampaikan Jumardi (45) mengisi keramba dengan bibit ikan akan membuat rugi saja, karena dengan mahalnya harga beli pakan ikan, jangan kan untuk mencari untung, malah buntung atau merugi, ikan banyak yang mati kondisi air danau yang keruh.
” Kematian ikan keramba jala apung sangat tinggi, ini akibat dari tidak bersihnya air danau, sengga kami merugi terus, ditambah tingginya harga pakan ikan” ujarnya. Fajar