Siak – Benua news com : Wakil Bupati Siak, Syamsurizal, secara resmi membuka Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik Provinsi Riau Tahun 2025 yang digelar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau di Ruang Rapat Raja Indra Pahlawan, Kantor Bupati Siak, Rabu (10/9/2025).
Kegiatan ini diikuti 60 peserta, terdiri dari penyuluh pertanian dan perwakilan kelompok tani se-Kabupaten Siak. Tahun ini SLI mengangkat tema “Meningkatkan Ketangguhan Pertanian Padi melalui Optimalisasi Informasi Iklim di Kabupaten Siak.”
“Alhamdulillah acara ini resmi kita buka. Kami berharap seluruh peserta dapat memahami materi yang disampaikan narasumber dan mampu mengaplikasikannya di lapangan. Dengan begitu, pertanian di Kabupaten Siak dapat terjaga dan terus berkembang dengan baik, terkendali oleh cuaca dan iklim,” Ujar Wabup Syamsurizal.
Mewakili Direktur Layanan Iklim Terapan BMKG, Koordinator Bidang Informasi Iklim Terapan, Siswanto menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden, yang salah satu prioritasnya adalah mewujudkan kemandirian pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru.
“Kabupaten Siak memiliki potensi besar dalam menjaga surplus produksi pertanian, khususnya padi. Melalui kolaborasi BMKG, Dinas Pertanian, dan pemerintah daerah, SLI ini diharapkan mampu mendukung swasembada pangan sekaligus meningkatkan pengetahuan petani terhadap perubahan iklim,” jelasnya.
Siswanto menambahkan, pemanfaatan informasi iklim bukan hanya edukasi, tetapi juga langkah strategis untuk mendukung produktivitas pertanian.
“Dengan pemahaman iklim, petani dapat mengurangi risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem, serta melakukan tindakan antisipatif dan mitigatif di lapangan. Inilah bentuk nyata kontribusi BMKG bersama pemerintah daerah dalam mendukung Asta Cita sekaligus mewujudkan pertanian tangguh dan berkelanjutan,” terangnya.
Sementara itu, Plt Kepala Stasiun Klimatologi Riau, Joko Yulianto Ariantono, menjelaskan bahwa fokus utama SLI adalah komunitas pertanian padi yang rentan terdampak perubahan iklim.
“Ketidakpastian curah hujan sering menimbulkan kerugian besar bagi petani. Melalui SLI, peserta dilatih melakukan mitigasi dan adaptasi, sehingga mampu menjaga produktivitas padi meski menghadapi tantangan iklim,” katanya.
Materi yang diberikan dalam kegiatan ini meliputi pemanfaatan data iklim BMKG untuk perencanaan tanam, strategi optimalisasi produksi, hingga teknik budidaya hemat air pada sawah kering. Selain menambah pengetahuan teknis, SLI juga menjadi wadah memperkuat kolaborasi antara pemerintah, BMKG, penyuluh, petani, dan pihak swasta.
Dengan pemahaman mendalam terhadap informasi iklim, peserta diharapkan mampu menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Siak, sekaligus mendukung target swasembada pangan nasional.
Agus zega.