UAS Tanggapi UU TNI Ikuti dengan Bijak, Negeri Akan Damai”

IMG-20250416-WA0027.jpg

PEKANBARU || Rapat Paripurna DPR RI akhirnya mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pengesahan ini disetujui secara bulat oleh seluruh fraksi dalam sidang yang dipimpin Ketua DPR RI, Puan Maharani, baru-baru ini.

“Kami minta persetujuan fraksi-fraksi terhadap RUU TNI, apakah dapat disetujui untuk disahkan menjadi UU?” tanya Puan, yang langsung dijawab serempak oleh para anggota dewan dengan, “Setuju!”

Menanggapi hal ini, Ustadz Abdul Somad (UAS) turut memberikan pandangannya usai mengisi tausiyah di Makorem 031/Wira Bima. Sosok dai yang dikenal luas ini menegaskan bahwa pengesahan tersebut merupakan hasil dari proses demokrasi yang harus dihormati oleh seluruh elemen masyarakat.

“Kita hidup di negara demokrasi. Rakyat memiliki wakil di DPR. Kalau mereka sudah memutuskan, itu artinya keputusan bersama. Berdasarkan sila keempat Pancasila, keputusan itu lahir dari musyawarah, bukan keputusan satu orang. Kita bukan negara kerajaan,” tegas UAS.

Ia juga menekankan bahwa sebagai warga negara, dirinya sudah menjalankan hak pilih untuk menentukan siapa yang mewakili rakyat di parlemen. Maka dari itu, apapun keputusan yang dihasilkan dari forum resmi DPR, menurutnya adalah keputusan kolektif.

“Kalau kita sudah memilih mereka, lalu mereka bersidang dan memutuskan, maka sebagai rakyat yang baik kita harus menghormati keputusan itu,” lanjutnya.

Namun, melihat masih adanya pro dan kontra di tengah masyarakat, UAS mengingatkan agar segala bentuk ketidakpuasan disampaikan secara santun dan sesuai aturan hukum yang berlaku.

“Kalau tidak setuju, sampaikanlah dengan cara yang benar. Jangan sampai ‘menang jadi arang, kalah jadi abu’. Kita ini punya banyak masalah, belum selesai satu, datang yang lain. Maka mari kita sikapi semua dengan bijak dan kepala dingin,” pesan UAS.

Ia pun menutup pernyataannya dengan harapan agar bangsa ini tetap damai dan bersatu di tengah segala perbedaan. “Kalau semua dijalankan sesuai koridor, insya Allah negeri ini aman dan tentram. Inilah yang kita harapkan bersama,” pungkasnya. (**)

scroll to top