PANDEGLANG Benuanews.com | Minggu 1 Agustus 2021 Pilkades serentak tanggal 15 Agustus 2021 kabupaten Pandeglang semakin dekat dan tentunya semakin memanas. Kampanye para kandidat juga menjadi kampanye yang tertantang. Selain karena persaingan di antara kandidat, juga suasana COVID-19 menjadi beban tersendiri dalam kampanye kali ini.
Pada sisi lain dengan tragedi COVID-19 dan segala permasalahan yang ditimbulkan, termasuk permasalahan ekonomi dan lapangan kerja, kampanye kali ini juga membuka ruang untuk terjadinya “pelecehan” demokrasi dan Pilkada yang bermartabat.
Betapa tidak, di masa normal saja kerap politik uang begitu ganas. Suara rakyat begitu mudah dibeli. Apalagi memang di masa pandemi ini. Pastinya banyak di antara warga yang memang membutuhkan, bahkan terdesak oleh kebutuhan sehari-hari.
Di sinilah masyarakat akan teruji. Teruji karakter moralitasnya, sekaligus wawasan politik dan kebangsaannya. Artinya dengan godaan uang dan ekonomi di tengah tuntutan akibat pandemi ini, rakyat teruji apakah mampu mempertahankan karakter moral itu? Atau justru tersungkur ke dalam pelukan “money politic” (politik uang) yang dilancarkan oleh kandidat-kandidat tertentu.
Atau apakah masyarakat (pemilih) akan kehilangan akal sehat dan wawasan politik yang sehat dalam memilih karena jebakan uang politik itu? Atau akankah warga tetap barakal sehat dan berwawasan politik yang rasional dalam menentukan pilihannya?
Dikatakan Jubaedy tokoh pemuda Banjar ,sebagai putra banjar yang ingin kampungnya berubah, tentu saya sangat ingin melihat banjar dan pandeglang kita semakin dewasa dan sehat dalam berdemokrasi dan berpolitik. Dimana saja ketika uang menjadi “maha kuasa” maka akan terjadi berbagai pelecehan Demokrasi dan politik itu sendiri, Banjar minggu 01 Agustus 2021.
Masyarakat kerapkali tanpa sadar ternina bobokan oleh hiburan sesaat “money politik” yang justru merusak masa depan daerah dan generasi. Karena ketika politik uang telah merasuki cara pandang warga dalam berdemokrasi dan berpolitik maka akan terjadi “mata rantai” setan perpolitikan itu sendiri.
Seorang pejabat yang memenangkan pertarungan politiknya dengan uang niscaya memiliki kepentingan besar untuk mengembalikan dana yang telah dikeluarkan. Pada akhirnya kepentingan daerah atau rakyat menjadi pertimbangan kesekian dalam pemerintahannya.
Tentu akhirnya sebagai putra daerah, terkhusus desa Banjar kecamatan Banjar kabupaten pandeglang, saya sangat berharap agar berjalan lancar, aman, damai, sukses dengan hasil yang terbaik. Tujuannya hanya satu menjadikan desa Banjar maju, kuat, jaya, makmur dan berkeadilan.
Untuk mewujudkan itu diperlukan Pemimpin yang memang berkarakter, berkemampuan dan berpengalaman tentunya putra derah. Pemimpin yang memang mengetahui dengan baik seluk beluk semua permasalahan Banjar dan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk penanganannya.
Tapi dari semua itu, harapan besar saya sebagai Putra Banjar agar warga semakin sadar Demokrasi dan politik, serta “smart” (memiliki kepintaran) dalam menentukan pilihannya. Jangan sampai terbuai oleh bujukan “politik uang” sebagai hiburan sesaat. Percayalah, politik uang merusak tatanan Demokrasi dan politik, bahkan masa depan Banjar itu sendiri.
Tolak money politik. Tegakkan Demokrasi dan Pilkada yang bermartabat di kampung kita , pemberi dan penerima adalah kejahatan demokrasi tangkap dan adili ,” ungkap Jubaedy .(Krwil)
Sumber : Rohim