Tenaga Kerja Asal Indonesia (TKI) Di Riyadh Arab Saudi Diperlakukan Tidak Manusiawi

IMG_20220531_173603.jpg

MAKASSAR||Benuanews.com-Tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja Migran Indonesia (PMI) diluar negeri banyak menuai masalah dan berbagai macam problem dan masalah yang mereka hadapi, Seperti halnya yang dialami Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yang mengaku sudah 6 bulan bekerja di Riyadh Saudi Arabia.

Dimana Pekerja Migran ini menurut informasi yang diterima Badan Otonom Partai Kebangkitan Bangsa (Garda BMI PKB), bahwa salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bernama Wahyuni ini sudah sekira 2 (dua) bulan Ini menderita sakit di bagian dada dan perut (terdapat benjolan) yang sakit dirasakan dan sangat mengganggunya. Namun berdasarkan laporan, yang bersangkutan tetap di paksa untuk bekerja di tempat majikan oleh pihak penyalur jasa tenaga kerja yang mengirimnya.

Bahkan, PMI yang bernama wahyuni (28) ini harus rela bekerja lembur meski dalam kondisi sakit karena merasa masih terikat kontrak dan dipaksa oleh pihak Penyalur.

Berdasarkan laporan yang diterima Garda BMI Banten sehingga menghubungi Garda BMI Sulsel untuk menindak lanjuti laporan tersebut. Setelah melakukan komunikasi dengan beberapa pihak termasuk pihak sponsor dan pihak keluarga korban (Wahyuni).

Dari hasil pengembangan yang dilakukan team Garda BMI menemukan dan mensinyalir kasus ini ada unsur pidananya, oleh sebab itu kami akan serius mengawal kasus ini ke tahap pendampingan dan advokasi, tegas ketua Garda BMI Andi Anwar Purnomo yang juga anggota DPRD Sulsel ini.

Dari pihak keluarga telah memberikan kuasa kepada Garda BMI sulsel untuk melakukan advokasi, pendampingan sekaligus mengusahakan pemulangan PMI an. wahyuni ini.

Insya Allah kami akan berusaha melakukan pendampingan dan mengusahakan pemulangan ibu Wahyuni untuk dikembalikan ke
kampung halamannya yaitu di desa Lagi-Agi kecamatan Campalagian kabupaten Polewali Mandar ujar Ketua Garda BMI PKB Andi Anwar Purnomo kepada awak media Benuanews senin Malam, 30/5/2022.

Lanjut Aan sapaan akrab
Andi Anwar Purnomo, menjelaskan bahwa awalnya Kami menerima laporan ini dari Garda BMI Banten. Setelah melakukan pendalaman terkait kasusnya, hal seperti ini tidak boleh dibiarkan. Mafia Pekerja Migran (PMI) menari nari dan bersenang senang sementara Para tenaga Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam kesulitan bahkan mengalami penderitaan.

Garda BMI adalah salah satu badan otonom Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) harus pasang badan dan berada ditengah tengah mereka, Garda BMI hadir untuk memberi advokasi dan pendampingan kepada mereka untuk keluar dari berbagai persoalan yang mereka alami di luar negeri tempat mereka bekerja.

Kami juga sudah mendapatkan informasi dan data dari tenaga Pekerja Migran Indonesia (PMI) termasuk dari pihak kelurga. Kami Garda BMI segera melakukan pendalaman dengan melakukan koordinasi kepada semua pihak terkait kasus yang menimpa PMI wahyuni ini terang Ikbal Syihab, salah satu pengurus Garda BMI Sulsel.

Lanjut Ikbal untuk memulangkan tenaga PMI yang memiliki 2 anak yang masih kecil dan sudah tidak sanggup bekerja ini, BMI yang merupakan Badan Otonom Partai Kebangkitan Bangsa telah melakukan langkah langkah dan cara bagaimana yang bersangkutan dapat kita pulangkan ujar Ikbal.

Untuk saat ini wahyuni sudah berada di sekretariat Al-Mawarid di Riyadh, namun saat ini belum bisa kembali ke tanah air karena masih ada kontrak selama 1 tahun yang belum selesai. Setelah melakukan komunikasi dengan ibu wahyuni dan melihat Visa yang bersangkutan juga sudah daluarsa atau sudah tidak berlaku.

Wahyuni menuturkan bahwa “Saya berangkat ke Arab Saudi melalui kenalan Hj. Nurbia. Karena kondisi ekonomi kebetulan Hj. Nurbia punya kenalan yang mengaku sebagai agen pemberangkatan TKI dan dia sudah terkenal memiliki jaringan dan sudah memberangkatkan ratusan orang ke Arab Saudi, tapi saya juga tidak tahu nama perusahaan yang memberangkatkan saya, karena awalnya katanya PT. Panca tapi setelah di cari tau kebenaranya ternyata bukan PT. Panca.

Pembina garda BMI Sulsel Irfan Ilyas mengatakan bahwa ini kami masih menelusuri siapa dan dari perusahaan mana yang memberangkatkan korban (Ibu Wahyuni) ke Saudi Arabia.

Sementara Hj. Nurbiah sampai hari ini belum memberitahukan nama perusahaan yang menangani keberangkatan Ibu Wahyuni, katanya dia tidak tau apa nama perusahaannya.

Tentunya kami dalam hal ini tidak bisa menerima dan percaya begitu saja ujar gus Ippang sapaan karib Irfan Ilyas, soalnya Hj. Nurbiah sendiri mengaku telah memberangkatkan ratusan orang melalui komunikasi dengan pak Sul yang menurutnya bosnya katanya.

Kami dari Garda BMI tidak akan menyerah, kami tetap akan melakukan upaya-upaya dengan berbagai cara akan kami tempuh untuk mencari tahu dari perusahaan mana yang bertanggung jawab dalam kasus Wahyuni ini tutup gus Ippang.(RSB#)

Laporan: Nur Alam Rewa
Editor : Daeng Uttang

scroll to top