Tawuran Pelajar Kembali Terjadi di Kota Padang. Bukti Kepsek Tidak Becus Urus Sekolah

image_editor_output_image177589877-1658488069379.jpg

Padang, Benuanews.com,- Tawuran pelajar kembali marak di Kota Padang. Seperti yang terjadi siang ini, Jumat 22 Juli 2022. Saat umat Islam sedang khusyuk melaksanakan shalat Jumat, segerombolan pelajar menyerbu ke SMK 5 di kawasan Lolong Padang.

Menurut warga sekitar SMK 5, dari atribut yang mereka pakai, terlihat SMK Negeri 1 dan ada juga SMK Muhammadiyah. “Para siswa tersebut datang bergerombolan dengan membawa clurit dan pentungan” ujar salah seorang yang tidak mau disebutkan namanya.

“Dulu sebelum SMK 5 di pimpin kepala sekolah yang sekarang, sekolah ini aman-aman saja, tidak ada masalah” ujarnya. Tapi sejak Pak Deta pindah ke SMK 8, ada saja masalah yang timbul. Sebelumnya 4 orang siswa SMK 5 hanyut terseret arus waktu sedang asyik mandi-mandi di Lubuk Tongga Sungai Bangek Kecamatan Koto Tangah. 3 orang meninggal, tapi cuma dua orang yang diketemukan mayatnya. Yang satu lagi masih belum ditemukan sampai sekarang.

Peristiwa tersebut terjadi saat jam sekolah, sesuatu yang sebenarnya tidak perlu terjadi kalau saja kepala sekolah dan guru disipilin dalam menegakkan aturan.

Terpisah, pemerhati pendidikan yang juga mantan Kakanwil Kemenag Sumbar Salman K. Memed mengatakan, apapun yang terjadi di sekolah adalah tanggung jawab kepala sekolah. “Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi di sekolah” ujar Salman.

Menyinggung tentang musibah yang selalu menimpa SMK Negeri 5 Padang, Salman mengatakan kalau itu bukti ketidak becusan kepala sekolah dalam memimpin sekolah. Diperparah lagi dengan sistem pendidikan kita yang semakin tidak jelas kemana arahnya.

“Dulu guru itu mengajar sekaligus mendidik, sehingga antara ilmu dan adab selalu seimbang” ujarnya. Sekarang guru hanya mengajar, mengejar target jam mengajar untuk memperoleh uang sertifikasi, sehingga hal-hal yang menyangkut Budi pekerti anak terabaikan.

Salman berharap agar pemerintah lebih selektif dalam menentukan seseorang yang akan ditunjuk menjadi kepala sekolah. “Jangan hanya karena kedekatan dengan Kepala Dinas atau berani bayar sekian, terus seseorang sudah bisa diangkat menjadi Kepala sekolah” akhir Mantan Kakanwil Kemenag Sumbar ini.

(Marlim)

scroll to top