Surya Darma, SH : Study Tour atau Berbisnis di Balut Pembelajaran Edukasi

IMG-20240514-WA0030.jpg

Aceh – Benuanews.com – Sudah tidak bisa dipungkiri setiap menjelang akhir tahun masa pembelajaran semua tingkat lini pendidikan,baik PAUD,TK, SD,SMP, SMA kita selalu di sajikan dengan berbagai kegiatan akhir siswa di antaranya kegiatan perpisahan murid dengan guru, wisuda pelepasan Kelas tingkat akhir, bahkan study tour (rekreasi).

Dari berbagai kegiatan tersebut terkadang di antara menimbulkan pro dan kontra baik di sekolah , wali murid dan masyarakat. Dimana semua kegiatan tersebut sifatnya tidak wajib karena tidak masuk dalam proses kegiatan belajar mengajar namun pada hakikatnya mengikat para peserta didik dan orang tua murid untuk ikut aktif dalam kegiatan tersebut tanpa pengecualian.

Surya Darma, SH mengatakan:”kegiatan study tour yang diselenggarakan oleh setiap sekolah merupakan kegiatan yang konsumtif dan bisa dikatakan kurang mendidik untuk anak dan bukan bersifat pembelajaran melainkan rekreasi ketempat wisata”.

Fakta di lapangan kegiatan study tour yang banyak dilakukan adalah kegiatan berekreasi ke tempat wisata, bukan ketempat yang sifatnya memberikan edukasi terkait bagaimana tujuan sebenarnya studi tour.

“Terkait hal itu Sekolah harus mengubah metode dalam memberikan hiburan bernuansa pendidikan, karena selama ini study tour yang dilakukan oleh sekolah kurang bermanfaat, bahkan belajarnya hanya beberapa persen saja sisanya adalah bermain dan berfoya-foya”,kata Surya, Selasa (14/5).

Sekolah bisa memilih tempat atau Cara yang lebih baik dibandingkan study tour adalah sekolah bisa mengajak anak didiknya bercocok tanam tetapi melalui metode wisata dimana ada manfaat yang bisa di dapatkan oleh para siswa.

Dengan diberikan pengetahuan bercocok tanam ini para siswa tidak takut dengan kotor dan diharapkan bisa berusaha dalam menggapai sesuatunya. Sehingga, para siswa tidak terbiasa hidup enak yang selalu dilayani dan instan mendapatkan sesuatu, apalagi saat ini daya saing harus ditingkatkan.

Study Tour sendiri bila dilihat dari sisi lain terkadang membebani wali murid,dimana dengan biaya kegiatan yang bisa dibilang mahal mereka harus mempersiapkan untuk keperluan kegiatan tersebut, dimana kegiatan itu bersifat mengikat secara tidak langsung.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang sekarang ini lesu, demi mencukupi kebutuhan keluarga nya terkadang para wali murid harus memutar otak sembari menggali lobang tutup loban untuk berhutang demi kecupan kebutuhan hidup nya.

Terkadang memang beberapa sekolah melakukan metode menabung sejak awal pembelajaran awal tahun dimulai dengan maksud meringankan beban akomodasi nanti nya jika kegiatan akan dilangsungkan, namun pada kenyataannya dilapangkan tidak semua peserta didik dan wali murid bisa ikut berpartisipasi untuk menabung tersebut sehingga saat akhir tahun dan kegiatan akan berlangsung maka akan dihadapi dengan masalah biaya yang tidak sedikit tersebut.

Beberapa wali murid mengeluh akibat kegiatan Study Tour yang dilakukan sekolah ,karena mereka merasa terbebani dengan biaya yang di patok dan para wali murid juga takut dimana dalam kegiatan study Tour itu anak – anak mereka tidak terpantau karena sibuk dengan berbagai hal dan gelisah saat melihat kabar dimedia masa dan sosial media yang akhir ini banyak terjadi kecelakaan dijalan raya yang menewaskan para peserta didik yang melakukan kegiatan study tour dengan berbagai aspek dan kondisi.

Untuk beban biaya yang di patok terkadang tidak sedikit para wali murid keberatan karena besarnya biaya yang harus dibayarkan,namun ada istilah yang sering terlontar dari para pihak baik sekolah atau oknum guru yang mengatakan, ” ikut atau tidak, wajib tetap bayar”. Kondisi ini yang pada akhirnya menambah kesulitan para wali murid.

Dengan munculnya permasalahan tersebut diharapkan kedepannya pihak sekolah lebih bisa memberikan solusi dan mencari kegiatan yang lebih bermanfaat, mengingat akan kebutuhan yang akan dikeluarkan para wali murid untuk menghadapi masuknya para peserta didik untuk ke jenjang pendidikan lanjut yang lebih tinggi.

Surya Darma, SH salah satu aktivis Anak dan pengiat sosial berpendapat bahwa :”Sekolah adalah lembaga pendidikan yang tidak boleh membebani Para peserta didik dengan kegiatan yang sifatnya bukan masuk proses belajar mengajar, dan sekolah dilarang berbisnis untuk hal apapun atas dasar nama pendidikan dan pembelajaran “.

Jangan karena kegiatan yang sifatnya tidak wajib dan demi terlihat bagus kita korban para peserta didik dan wali murid untuk berbisnis.

Sekolah harus mengedepankan proses pembelajaran yang sifatnya memberikan keterampilan kepada para peserta didik agar mereka memahami dan memiliki kemampuan guna terjun ke dunia kerja nantinya.

“Dengan isu – isu belakang ini sekolah kedepannya wajib memberikan edukasi dan sosialisasi kepada orang tua tentang kegiatan yang sifatnya pengembangan diri yang dilakukan diluar sekolah agar pro kontra di masyarakat bisa di hindari dan perdebatan akan polemik tersebut bisa teratasi.(SD)

scroll to top