Limapuluh Kota ,- Benuanews. Pernah menerima penghargaan (Award) sebagai Nagari Terbaik Nasional Regional I pada tahun 2019 lalu, ternyata tidak membuat nagari Taram, Kecamatan Harau, didukung oleh infrastruktur layak. Penghargaan Award Nagari terbaik tahun lalu, kiranya cuma sebatas pemanis isapan jempol.
Saat ini, hampir seluruh badan jalan nagari penyangga Ibu Kota Kabupaten (IKK) itu mengalami kerusakan parah. Kondisi tersebut dinilai sangat ironi, mengingat Taram yang memiliki penduduk sekitar 8.500 jiwa, juga merupakan nagari penyangga pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota.
Taram memiliki salah satu destinasi wisata unggulan Luak Nan Bungsu yakni Kapalo Banda. “Lihat saja saat ini, lebih dari 90 persen infrastuktur jalan di nagari kami rusak parah alias sudah tidak layak. Apalagi saat musim hujan seperti sekarang, lebih parah lagi,” kata D Dt Marajo Nan Batuah, tokoh masyarakat nagari Taram ditemui wartawan, Kamis (23/12).
Pria yang merupakan Ketua Kerapatan Adat (KAN) nagari setempat menyebut, kini bahkan sudah mulai timbul guyonan di tengah masyarakat perihal Nagari Taram sebagai nagari dengan jalan buruk. Karena, apabila sudah menemukan jalan rusak, katanya, itu berarti kita sudah berada di Nagari Taram.
Kendati kondisi jalan sudah tidak memadai, kendaraan bertonase berat masih terus beraktifitas melewati jalan sempit dan berlobang itu. Apalagi setiap hari libur di akhir pekan, seperti Sabtu-Minggu, pengunjung ramai berkunjung ke Kapalo Banda memakai mobil bus pariwisata.
Pantauan di lokasi, kondisi ruas jalan penghubung dari Payobasuang menuju Kapalo Banda, mengalami kerusakan parah sepanjang 3 kilometer. Ada belasan titik jalan kabupaten di nagari tersebut mengalami kerusakan parah. Seperti di Jorong Subarang, ruas jalan ke Surau Tuo, sampai akses menuju Kapalo Banda.
Termasuk jalan dari batas Nagari Bukik Limbuku, yang merupakan akses utama bagi pengunjung wisata yang datang dari arah perempatan Tanjung Pati, Harau. Mengingat akses tersebut jaraknya paling dekat terutama bagi pengunjung wisata dari kawasan Riau.
“Kita berharap sekali, pemerintah daerah dapat memberi perhatian bagi kondisi jalan dan infrastuktur kami. Kalau tidak bisa dilakukan pengaspalan, minimal jalan yang berlobang ini bisa ditambal (pemeliharaan),” ulasnya.
Keluhan masyarakat tersebut turut dibenarkan Kepala Jorong Tanjuang Ateh, Edison dan Jorong Subarang, Bambang Zulwadi. Menurutnya, musim hujan sejak beberapa hari lalu kondisi jalan di Nagari Taram yang berlobang dipenuhi air hujan, sehingga tak ubah seperti kolam ikan. Dirinya belakangan ini mengaku banyak menerima keluhan masyarakat, terutama perihal kondisi akses jalan.
Wali Nagari Taram, Defrianto Ifkar, mengaku dirinya sudah melakukan upaya membenahi infrastuktur di wilayah nagarinya. Dia menyebut, ruas jalan Taram merupakan akses jalan kabupaten, maka pemnag selalu memasukkan rencana pembangunan jalan sebagai usulan prioritas di setiap Musrenbang tingkat nagari hingga kecamatan.
“Akses jalan ini tidak hanya sebagai pendukung pariwisata menuju Kapalo Banda, tapi juga sarana penyangga ekonomi masyarakat kami. Kita selalu memasukkan (jalan) ini dalam usulan skala priorotas, tapi sampai tahun ini tak kunjung terealisasi,” sebut Defrianto ditemui dikantornya, Rabu (22/11) kemarin.
Pemnag Taram, katanya, selama ini sudah sangat serius membangun salah satu destinasi wisata, Kapalo Banda. Ini dibuktikan angka kunjungan wisata hingga mencapai 10.000 orang perbulan. Dia berharap pemerintah daerah dapat menganggarkan pembangunan akses jalan Taram pada APBD Limapuluh Kota tahun 2022.
Wakil Bupati Limapuluh Kota, Rizki Kurniawan Nakasri, yang datang berkunjung ke Taram bersama awak media beberapa waktu lalu mengakui, jika kondisi badan jalan menuju objek wisata Kapalo Banda, memang membutuh perbaikan dan pelebaran.
“Objek wisata Kapalo Banda Taram ini punya prospek bagus untuk dikembangkan. Untuk kemajuan objek wisata Kapalo Banda, memang dibutuhkan perhatian dari Pemkab untuk pembenahannya termasuk pembenahan jalan, yang saat ini menjadi keluhan masyarakat,” tutur wabup RKN sebagaimana dikutip dari (Julian )