Benuanews.com – Dua peristiwa alam terjadi hanya jeda 4 menit pada Jumat 4 Februari 2022, yakni erupsi Gunung Anak Krakatau serta Banten gempa bumi.
Erupsi Anak Gunung Krakatau terjadi pada 17.07 WIB, disusul kemudian gempa bumi di Banten yang berasal dari perairan Bayah pada 17.11 WIB.
Melihat dari dekatnya jarak waktu yang hanya berjeda 4 menit, apakah erupsi Gunung Anak Krakatau menyebabkan gempa bumi di Banten, ini kata pengamat.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api atau PPGA Anak Krakatau Deny Mardiono membenarkan jika erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi pada Jumat 4 Februari 2022 pukul 17.07 WIB.
Katanya, erupsi Gunung Anak Krakatau pada saat itu mengalami peningkatan dibandingkan erupsi pada Kamis 3 Februari 2022.
“Erupsi Gunung Anak Krakatau kami pantau mengalami peningkatan dibandingan kemarin. Kali ini abu vulkanik terlihat abu-abu pekat, dimana sebelumnya abu-abu tipis,” katanya saat ditemui di Kantor PPGA Anak Krakatau, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Jumat 4 Februari 2022.
Deny Mardiono mengatakan, pada erupsi Gunung Anak Krakatau pada 4 Februari 2022, tremor erupsi mencapai amplitudo hingga 50 milimeter.
Gempa akibat erupsi Gunung Anak Krakatau terpantau terjadi selama 169 detik, selain itu erupsi tersebut melemparkan abu vulkanik pekat setinggi maksimal 1000 meter di atas kawah Gunung Anak Krakatau.
“Aktivitasnya meningkat, namun masih berstatus level 2 yakni waspada,” ujarnya.
Deny Mardiono menegaskan jika erupsi Gunung Anak Krakatau bukan penyebab gempa tektonik di Bayah, dua perisiwa ini kata dia tidak berkaitan sama sekali.
Kata Deny Mardiono, secara ilmiah erupsi gunung tidak akan memengaruhi pergeseran lempeng bumi yang mengakibatkan gempa tektonik.
“Kalau erupsi gunung tidak akan mempengaruhi gempa tektonik. Kalau sebaliknya, iya, gempa tektonik bisa mempengaruhi erupsi gempa bumi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Tangerang Suwardi mengatakan, gempa tektonik di Bayah memiliki kekuatan 5,5 magnetudo.
Katanya, titik lokasi gempa bumi di Bayah terletak di 71 kilometer barat daya Bayah.
“Titik kedalamannya berada di 10 kilometer di bawah permukaan laut,” ucapnya.
Menurut Suwardi, getaran dari gempa tektonik tersebut terasa di wilayah Banten hingga Jakarta.
Suwardi menegaskan jika gempa tersebut tidak menyebabkan tsunami.
“Gempa ini tidak menyebabkan tsunami, sehingga masyarakat pesisir di Bayah tidak perlu khawatir. Namun warga tetap harus waspada,” katanya.
Sumber : Kabarbanten