MADIUN (benuanews.com) — Proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Dinas PU Perkim Pemkab Madiun di Desa Morang, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun belum bisa dinikmati warga masyarakat calon pelanggan.
Samso, Selaku PLT Seketaris Desa Morang memberikan keterangan tentang perencanaan awal program, ” Proyek tersebut (pamsimas) perencanaannya pada tahun 2018 dan di anggarkan serta di laksanakan pada tahun2019, Dengan anggaran senilai Rp 384.000.000, adapun sumber anggaran dari pemerintah dalam hal ini PU (Pekerjaan Umum) Kab Madiun sebesar Rp 300.000.000 dan ditambah dari APBDes Rp 42.000.000 serta ditambah dana Inchas Rp15.000.000 dan tenaga kerja warga masyarakat calon pelanggan yg diuangkan, Jadi semuanya anggaran untuk Pamsimas sebesar Rp 384.000.000,”Menurut Samso.
Ditempat terpisah, Anang Sutaryono, Pj Kepala Desa Morang membenarkan hal tersebut,ia menambahkan bahwa proyek sudah seleasi pengerjaannya,”Sebetulnya itu proyek sudah tidak ada masalah dari pihak PAMSIMAS karena air juga sudah nyala dan laporan sudah selesai dan sudah peresmian,” Ungkapnya.
“Mengenai belum bisa mengalir ke warga calon pelanggan, karena belum ada kesepakatan antara pihak PAMSIMAS dengan warga calon pelanggan, mengenai biaya untuk pembelian dan pemasangan meteran kubikasi air, Dari pihak pengelola pamsimas di tawarkan Rp 600.000 dan 2000/m3 serta iuran untuk menutup dana inchas Rp15.000.000 yang dibebankan ke calon pelanggan, Serta ditambah lagi biaya listrik perbulan kurang lebih di anggarkan Rp 1.000.000 dan honor pengelola dalam satu bulan Rp 1.000.000 untuk 10 orang,” Sambung Pj Kades.
“Sebetulnya kemarin sudah ada kesepakatan dan biaya sementara di tanggung BUMDES, tetapi ada beberapa pihak yg tidak setuju karena katanya terlalu mahal, pada akhirnya sampai sekarang belum ada titik temu kesepakatan, Padahal sudah di adakan 3 kali pertemuan untuk musyawarah,” Tegasnya.
Sementara itu Sigit, salah satu anggota TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) Desa Morang, Saat kami temui mengungkapkan, “Jumlah warga calon pelanggan yg akan menyalur air dari PAMSIMAS kurang lebih ada 80 warga, Pda awalnya mereka sudah setuju, Tetapi akirnya batal karena ada yang tidak setuju karena biayanya dirasa terlalu mahal,”Ungkap Sigit.
“Kami memang keberatan untuk membayar biaya pengadaan dan pemasangan meteran kubikasi air yang senilai Rp, 600.000 dan di tambah biaya- biaya yang lain, seperti iuran biaya inchas yang berjumlahRp 15.000.000 yang bagi kami sangat memberatkan padahal kami juga ikut mengerjakan proyek tersebut, Seperti pemasangan pipa yang tenaga kami di uangkan dan jumlahnyapun kami tidak tahu perharinya berapa,” Ungkap Warsono dan Yadi warga calon pelanggan.( Pri )