Pedagang Menolak Jual Minyak Goreng Sesuai HET

IMG-20220204-WA0000.jpg

Padang, Benuanews.com,- Pedagang di Pasar Raya Padang menolak keputusan Kementerian Perdagangan soal harga minyak goreng. Penolakan tersebut akibat dari masih tingginya harga modal dari distributor.

Kementerian Perdagangan telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak curah dan kemasan mulai 1 Februari kemarin. Dalam keputusan itu, minyak goreng curah Rp11.500 per liter, kemudian minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter. Sedangkan untuk harga minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.

Keputusan itu guna mengendalikan harga minyak goreng di pasaran dan keteraturan distribusi. Namun para pedagang di Pasar Raya Padang menolak keputusan tersebut lantaran harga dari distributor masih tinggi.

Salah seorang pedagang, Jupri (45) mengaku dirinya masih menjual minyak curah Rp18 ribu per liter. Sedangkan untuk minyak goreng kemasan lebih murah dengan harga antara Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per liter.

“Modalnya dari distributor Rp14 ribu per liter, bagaimana kami bisa menjual Rp11,500 per liter,” katanya saat ditemui, Kamis (3/2)

Jupri sebagai pedagang mengaku sudah mendapatkan sosialisasi dari Pemko Padang. “Kita para pedagang sudah dapat sosialisasi dari Dinas Perdagangan Kota Padang. Sosialisasi itu dilakukan beberapa waktu lalu sebelum harga baru berlaku.

Ia juga sudah mengeluhkan perihal modal tersebut, namun hingga kini harga dari distributor belum turun. “Saya sudah sampaikan masalahnya ke Dinas Perdagangan, tapi sampai sekarang harganya segitu juga,” ucap dia.

Selain harga modal, pembagian pasokan minyak goreng dari distributor sebut dia juga tidak merata. “Yang dekat sama distributor bisa dapat banyak, yang tidak ya sedikit. Bahkan ada pula yang tidak kebagian,” ungkap Wahyu.

Terkait dengan kondisi itu, ia mendesak Dinas Perdagangan supaya segera bertindak. Menindak distributor agar penerapan minyak goreng sesuai dengan HET Kemendag bisa diterapkan.

“Saya dan pedagang lain sih tidak masalah harga segitu. Justru kami senang jual minyak dengan harga murah, sebab pembeli akan semakin banyak.” pungkasnya.

Dengan tingginya harga minyak, membuat omset pedagang berkurang. Sebab pembeli mengurangi belanja minyaknya. Masyarakat berhemat, yang berimbas kepada menurunnya omset pedagang.

Para pedagang berharap agar pemerintah tegas dalam menindak para distributor yang nakal tersebut. “Pemerintah jangan hanya bisa bikin kebijakan, sementara pengawasan di lapangan tidak ada, ya percuma” akhir Jupri

(Marlim)

scroll to top