Nelayan di Pessel Keluhkan Tradisi Pembelian BBM di SPBU Ini, Setiap Beli Dikenakan Uang Pemulus Rp 10 Ribu

IMG-20220919-WA0156.jpg

Pessel – Benuanesw. Com
Masyarakat nelayan di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pessel (Pesisir Selatan), Sumbar keluhkan permainan SPBU di Nagari Taratak.

Pasalnya, di tengah kenaikan BBM, masyarakat nelayan harus mengeluhkan tradisi pembelian BBM bersubsidi di SPBU tersebut.

Salah satu tradisi itu, adalah bagaimana mereka harus mengeluarkan uang lebih untuk setiap pembelian BBM subsidi di SPBU tersebut.

Salah seorang anggota Nelayan di Sutera, Paris (48) mengatakan, uang tersebut mereka namakan uang ‘KR’ atau pemulus.

Uang KR ini harus mereka keluar setiap pembelian BBM mencapai satu jerigen.
Bervariasi baginya tidak ada surat nelayan membayar Rp10 ribu.

“Kalau ada surat Ketua Kelompok Nelayan Rp7 ribu. Kalau tidak Rp10 ribu,”kata dia Senin (19/9).

Ia menyebutkan, hal tersebut sebenarnya sudah berlangsung lama di SPBU tersebut.

Namun, saat ini harga BBM subsidi ikut naik, jadi mereka-pun mengaku keberatan mengeluarkan hal tersebut.

Terutama kecil, ketika membeli BBM dengan jumlah banyak.

“Sudah lama, cuma tidak tahannya. Sejak BBM ini naik. Jadi menjadi beban bagi nelayan,” terangnya.

Terpisah, Penasehat (Penanggung Jawab) SPBU di Taratak, Udin mengakui, uang ‘KR’ yang dibayar nelayan saat membeli BBM ke SPBU itu atas kesepakan bersama.

Ia mengatakan, hal tersebut tidak pernah mereka diwajibkan.

“Artinyo, sabananyo bapandai-bapandai ajo, karano yang isinyakan ndak bisa do, tapi kadang-kadang masyarakat kandak ingin, baa caro diawak, bapandai-pandai jo lei,” terangnya dengan bahasa setempat.

Ia mengaku, setiap nelayan atau masyarakat yang membeli BBM subsidi ke SPBU utu hanya mereka minta Rp5 ribu perjerigen, dan tidak lebih.

“Limo ribu per jerigennyo (Lima ribu perjerigen),” ujarnya.

Ia mengatakan, uang tersebut sebagai ganti kompensasi, karena masyarakat tidak memiliki ketentuan untuk mendapatkanya.

“Iyo, mako diapokan jo itu (diganti dengan itu),” jelasnya.

(Wandi)

Redaksi

Redaksi

Satu Pelurumu Hanya Tembus Satu Kepala Manusia...Tetapi Satu Tulisan Seorang Jurnalis Bisa Tembus Jutaan Manusia (082331149898)

scroll to top