Mengenal Tan Malaka Putra Suliki Nagari Pandam Gadang

image_editor_output_image-245232315-1655217166299.webp

benuanews.com Sutan Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka atau lebih dikenal sebagai Tan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada tanggal 2 Juni 1897. Beliau adalah seorang Pahlawan Kemerdekaan Nasional (Keppres No. 53 Tahun 1963, tanggal 28 Maret 1963). Tan Malaka ialah seorang aktivis kemerdekaan Indonesia, filsuf, nasionalis, penggagas berdirinya Republik Indonesia (1924), serta penggagas dialog komunis dengan Islam.

Pada kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai Pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia juga pendiri Partai Republik Indonesia (PARI), serta perintis pendirian Partai Murba (Musyawarah Rakyat Banyak).

Buku Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) dan Gerpolek (Gerilya-Politik dan Ekonomi) keduanya dianggap merupakan karya penting dari Tan Malaka.

Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun pada September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, barulah Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara.

Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A. Poeze, seorang sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditangkap dan dieksekusi oleh pasukan TNI dibawah pimpinan Letnan II Soekotjo (pernah jadi Wali Kota Surabaya) pada tanggal 21 Februari 1949 di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Red



scroll to top