JAKARTA.(Benuanews.com)-Brigjen Pol Prof Chryshnanda Dwi Laksana Dirkamsel Korlantas Polri, Media sosial di era digital sekarang ini begitu marak, mampu menggusur ketenaran media media konvensional,Jakarta 05/06/21
Media sosial menjadi ruang yang terbuka atau menjadi arena apa saja untuk menjadi wadah berbagai kepentingan. Media sosial dapat menjadi :
1. Media informasi
2. Media komunikasi
3. Media sosialisasi
4. Media edukasi
5. Media kepentingan politik
6. Media untuk labeling
7. Media bisnis
8. Media penggalangan solidaritas
9. Media penghakiman sosial
10. Media membangun jejaring sosial
11. Media laboratorium sosial
Dan masih banyak fungsi media sosial lainnya.
Media sosial di era post truth banyak juga dampak negatifnya untuk mempengaruhi persepsi dan interpretasi publik.
Di era post truth banyak kebenaran dikalahkan oleh pembenaran. Berbagai hal dapat dikemas dalam kebohongan atau dikemas sedemikian rupa dan diviralkan terus menerus sampai yg membuatpun merasa itu sebagai kebenaran.
Warga net sekarang ini lebih rame lebih panas suasana dan komunikasinya tatkala hanyut dalam berbagai provokasi media sosial.
Buzer bermunculan bahkan menjadi pasukan bayaran untuk saling serang dan menjatuhkan.
Konflik antar buzer ini menjadi arena baru yang dengan kata kata kasar bahkan ucapan-ucapan yang tidak selayaknya di sampaikan bisa keluar.
Netizen Indonesia dinilai oleh beberapa pengamat media sosial sebagai netizen yang paling buruk dalam komunikasinya.
Tiada lagi tata krama sopan santun. Walaupun ada UUITE dan banyak yg ditindak tegas sanksi hukum tetap saja banyak yang terus saja mengeluarkan kata kata kasarnya.
Seakan akan senang dan bangga memamerkan ke dunguannya. Sebentar-bentar marah menghujat dan sama sekali jauh dari budaya timur khususnya sbg bangsa yg ramah.
Media sosial merajai sistem informasi dan komunikasi dari perorangan sampai berkelompok mereka memiliki suatu tatanan baru. Semua serba on line dari iklan sampai dengan penjualan.
Dalam kegiatan para netizen akan dapat dipetakan atau dipolakan dalam berbagai algoritma.
Sistem kajian media sosial semakin berkembang semakin menjadi salah satu pilihan komunikasi informasi dengan berbagai strategi untuk kepentingan – kepentingan pengeksploitasian sumber daya.
Pemetaan dari berbagai kepentingan tersebut antara lain memanfaatkan :
1. Primordialisme sbg pemersatu.
2. Menggunakan hobby
3. Profesi sbg jembatan komunikasi dan solidaritas
4. Membuka pasar virtual
5. Mencari viewer dan follower
6. Mencari pendapat publik melalui survey
7. Memberikan hiburan
Fungsionalisasi media sosial begitu luas tentu akan berdampak pada perilaku netizen dengan peradaban barunya.
Berbagai informasi komunikasi dapat di jembatani secara cepat yang mampu menembus batas ruang dan waktu.
Dampak luas media sosial ini jangan dianggap remeh mampu merontokkan berbagai kepentingan yang sudah lama eksisting
Intelejen media akan menjadi bagian penting untuk menata atau menjaga keteraturan sosial pada warga net. Prinsip kinerja intelejen dari : pengumpulan data, analisa, produk dan networking ini dapat dilakukan dengan memberdayakan media sosial sebagai bagian dari laboratorium sosial.
Dalam kehidupan masyarakat boleh dikatakan ada juga dalam media sosial. Dari pemetaan pembuatan pola polanya dan pengumpulan data maka akan dapat dihubung hubungkan.
Dapat dianalisa untuk menghasilkan algoritma yg berupa info grafis, info statistik, maupun info virtual lainnya.
Algoritma tadi dapat digunakan sebagai model untuk memprediksi mengantisipasi dan memberi solusi.
Intelejen media akan membantu menjembatani untuk terus berkembangnya fungsi media sosial secara positif dan mencerdaskan para warga net untuk tidak hanyut dalam berita-berita hoax.
Selain itu juga bagi penegakkan hukum kepada warga net yang dengan sengaja memperkeruh atau mengganggu keteraturan sosial (*Red)