Lestarikan Budaya Nenek Moyang Tiga Desa Di Kecamatan Manggelewa Berbaur Dalam Satu Kesatuan Gelar Prisean Budaya Sasak Se-Pulau Sumbawa

Screenshot_20250821-0603412.jpg

Dompu,NTB.Benuanews.com.Acara Penggelaran Prisean Budaya Sasak Se-pulau Sumbawa yang melibatkan tiga Desa merujuk pada pertunjukan atau festival seni dan budaya yang diselenggarakan di wilayah pulau Sumbawa, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, yang melibatkan partisipasi dan kolaborasi dari tiga Desa yang berbeda yakni Desa Kampasimeci, Desa Sukadamai, dan Desa Nusajaya. Ini adalah upaya untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya lokal, serta mempererat hubungan antar Desa melalui kegiatan seni dan budaya. Bertempat di lapangan Desa Kampasimeci yang akan di laksanakan pada Sabtu 23 Agustus 2025 selama satu Minggu dimulai dari pukul 15:00 wita – selesai

Prisean adalah permainan tradisional suku Sasak di Pulau Lombok yang melibatkan dua orang pria, yang disebut pepadu, bertarung menggunakan rotan (penjalin) dan perisai (ende). Pertunjukan ini bukan sekadar adu fisik, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang mendalam bagi masyarakat Sasak.

Prisean awalnya merupakan ajang untuk melatih ketangkasan dan keberanian para pemuda Sasak, bahkan digunakan untuk menguji kesiapan mereka dalam menghadapi peperangan. Selain itu, prisean juga dipercaya sebagai ritual untuk meminta hujan saat musim kemarau panjang.

Kades Kampasimeci Syahrudin yang di temui awak media ini menyampaikan bahwa “Dalam satu hari prisean Suku Sasak ini akan di ikuti oleh 10 pemain karena waktunya terbatas dan tiga hari sebelum acara dimulai kita akan umumkan lawan dari masing-masing Desa dimana mereka bisa memilih Pepadu yang menurut mereka bisa di andalkan dan pendatang tidak boleh pilih-pilih lawan gak ada istilah tawar menawar” ucapnya

Untuk pendaftaran tidak dipungut biaya dan menurut adat kesukuan mana Desa yang prisean inilah yang akan menyediakan hadiahnya.

“Begitu pertarungan di mulai pada babak pengisian mereka akan kita kasih amplop Rp.50 K kalau yang main 10 pasang satu hari berarti 1 jt untuk amplop nya. Kemudian untuk yang kalah atau menang akan ada saweran kalau pemain hebat orang bisa pake uang besar dikarenakan salah satu budaya yang belum pernah di tampilkan di Desa Kampasimeci selama 23 tahun hanya budaya sasak sehingga saya berpendapat untuk menghidupkan atau melestarikan kembali budaya ini karena saya berpendapat bahwa anak 15 tahun yang ada di Desa Kampasimeci ini belum melihat bagaimana prisean itu walaupun mereka melihat pertandingan prisean di di Facebook, YouTube dan medsos lainnya tapi secara langsung mereka tidak kenal budayanya sehingga saya berfikir untuk menghidupkan kembali budaya yang dulu pernah ada “Pungkasnya

Pertandingan prisean dilakukan dengan dua pepadu yang saling menyerang dan menangkis menggunakan rotan dan perisai. Pemenang ditentukan dari skor atau jumlah pukulan yang berhasil mengenai lawan, serta kondisi luka yang dialami.

Prisean mengandung nilai-nilai seperti sportivitas, keberanian, kedisiplinan, dan kerja keras. Para pepadu dituntut untuk sportif dalam menerima kekalahan dan menjaga sportivitas selama pertandingan.

Prisean tidak hanya menjadi ajang latihan dan ritual, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang dipentaskan untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Lombok.

Secara keseluruhan, prisean bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga merupakan bagian penting dari warisan budaya Suku Sasak yang erat akan nilai-nilai luhur.

Harapannya kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya, serta menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan mengenal lebih dekat budaya setempat.

Kegiatan ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku seni. Menunjukkan adanya kolaborasi dan partisipasi dari tiga Desa yang berbeda bekerja sama dalam menyelenggarakan acara secara keseluruhan.kegiatan ini berlangsung dalam satu kesatuan geografis, di pulau Sumbawa.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan warisan budaya lokal, mempererat hubungan antar Desa, mempromosikan pariwisata budaya, dan memberikan wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan diri melalui seni dan budaya.

Kegiatan semacam ini sangat penting dalam menjaga keberlangsungan seni dan budaya lokal, serta memperkuat identitas budaya masyarakat. Dengan adanya kolaborasi antar desa, diharapkan seni dan budaya tersebut tidak hanya lestari, tetapi juga dapat dinikmati oleh generasi muda dan wisatawan yang datang.

Pada kesempatan yang sama Salah satu tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya memaparkan “Alhamdulillah dengan semangat baru kami sebagai masyarakat yang khususnya notabene orang Sasak sangat mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya untuk mengembangkan budaya dan tradisi yang merupakan bagian bagaimana kita bisa merawat tradisi nenek moyang kita terdahulu khusus di bumi nggahi rawi pahu kami akan memberikan support Sampai acara ini benar-benar terselenggara dengan baik dan membantu mempublikasikan penampilan budaya yang ada di kabupaten Dompu yang berasal dari beraneka ragam suku dan budaya

(IMRAN )

scroll to top