Kisah Seorang Miskin Yang Sangat Berharap Bisa Menjadi Prajurit TNI

IMG-20220313-WA0077.jpg

Dompu, NTB Benuanews.com Namanya Muhammad (22 tahun), anak pasangan Kamaluddin (61 tahun) dan Marhiah (56 tahun) yang merupakan penyandang Disabilitas Bisu.

Muhammad merupakan warga Lingkungan Mada Kimbi Kelurahan Kandai Satu Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu NTB, sejak kecil ingin sekali dan sangat berharap menjadi seorang prajurit TNI. 13/3/22

Walaupun terlahir dari sebuah keluarga yang sangat miskin dan dibesarkan dari pangkuan seorang ayah yang berprofesi sebagai pendorong gerobak dipasar, tapi Muhammad tidak pernah malu pada siapapun, justeru tekadnya ingin sekali menjadi seorang prajurit kebanggaan negara ini, selalu ia sampaikan kepada kedua orang tua nya.

Untuk mewujudkan mimpinya itu, Muhammad sejak duduk di bangku SMP, kesehariannya hanya bekerja sebagai buruh serabutan sesuai permintaan warga dengan harapan bisa mendapatkan imbalan yang yang halal dari hasil kerjanya tersebut.

Muhammad yang memiliki tinggi badan melebihi 163 cm dengan postur tubuh agak kekar ini, merupakan mantan pelajar lulusan SMKN 1 Dompu. Muhammad bersama keluarganya hanya menetap pada rumah sederhana berukuran 36 meter persegi yang dibangun secara sederhana di Lingkungan Mada Kimbi Kelurahan Kandai Satu Kecamatan Dompu dari hasil bedah rumah dari Pemerintah Kelurahan setempat.

Sejak masih duduk di bangku SMP, Muhammad sudah mulai bekerja sebagai buruh serabutan guna memenuhi kebutuhan hidup kedua orang tuanya yang bisu dan kedua saudara perempuannya yang belum menikah. Dari hasil kerja buruh serabutannya, Muhammad menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung sebagai bekal dirinya untuk mengikuti tes menjadi seorang anggota TNI kelak.

Kegiatan menabung Muhammad rutin dilakukannya hingga dirinya duduk di bangku SMKN 1 Dompu. Setelah tamat di SMKN 1 Dompu, ia pun mengecek tabungannya hingga terkumpul sebesar Rp. 8 Juta. Dengan tekad dan modal yang sangat minim serta semangatnya yang luar biasa itu, sekitar akhir tahun 2020 lalu, Muhammad mulai mengikuti tes Tamtama TNI di Ajenrem Mataram, namun gagal.

Kegagalannya tidak pernah memudarkan semangatnya, justeru membuat Muhammad kembali bersemangat untuk bekerja sebagai buruh serabutan dan kembali mengumpulkan biaya untuk mengikuti tes anggota TNI kedua kalinya. Saat pembukaan tes pada tahun 2021 lalu, Muhammad hanya bermodalkan uang sekitar Rp. 350.000 itu nekat berangkat ke Kota Mataram untuk mengikuti tes TNI, lagi-lagi dia gagal.

Bahkan pada tes ke tiga kalinya sebagai calon Bintara, Muhammad juga tetap mengikuti hanya bermodalkan uang seadanya yakni cukup untuk makan minum selama tes, juga kembali gagal karena nasib belum memihak kepadanya.

Pada permintaan calon prajurit Tamtama pada bulan Maret 2022 ini pun, Muhammad tetap kembali mengikuti tes dengan harapan agar dirinya bisa lulus dan menjadi anggota TNI yang di idamkannya sejak kecil.

Pada media ini saat berada di Kabupaten Dompu, Muhammad mengaku keikutsertaannya pada tes calon anggota TNI tahun 2022 ini merupakan tes nya yang terakhir kalinya karena usianya sudah tidak lagi mengijinkan untuk kembali mengikuti cita-citanya tersebut.

“Ini terakhir kali saya mengikuti tes calon anggota TNI, karena faktor umur saya yang tidak bisa lagi mengikuti tes calon anggota TNI. Saya sangat berharap kepada Allah, agar saya bisa lulus dan bisa menjadi anggota TNI pada tes Calon Tamtama pada bulan Maret 2022 ini. Kalaupun saya lulus, betapa bangganya kedua orang tua dan saudara perempuan saya,”kata Muhammad sambil meneteskan air mata.

Diakhir cerita kisah Muhammad ini, Keluarga Muhammad sangat berharap agar Muhammad bisa menjadi seorang prajurit TNI yang bisa membanggakan diri dan keluarganya. Semoga ada Rahmat dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa agar Muhammad bisa menjadi seorang prajurit TNI.
(imran)

scroll to top