JAMBI.(Benuanews.com)-Ketegangan internal Partai Golkar Jambi kembali mencuat. Sejumlah kader dan pengurus daerah menggelar pernyataan sikap, memprotes proses penyusunan kepengurusan DPD I Golkar Jambi periode 2025–2030 yang dinilai sarat intervensi.
Dalam jumpa pers itu, para kader menyatakan keberatan atas pemberitaan yang menyebut struktur kepengurusan hampir final. Mereka menilai proses tersebut berjalan tidak wajar, terutama setelah muncul campur tangan Wakil Ketua Umum Bappilu DPP Golkar, Achmad Dolly Kurnia.
Manuver Dolly disebut mulai terasa sejak Cek Endra terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD I dalam Musyawarah Daerah XI. Para kader menuding Dolly mendorong sejumlah nama kontroversial masuk ke posisi strategis dengan alasan konsolidasi.
“Langkah-langkah saudara Achmad Dolly Kurnia sudah melampaui kapasitas sebagai formatur. Ini bukan konsolidasi, melainkan intervensi yang melemahkan ketua terpilih dan memecah soliditas kader,” kata para elite Golkar Jambi.
Mereka menilai dominasi Dolly memicu potensi perpecahan dan manuver adu domba. Golkar, kata mereka, seharusnya berdiri di atas mekanisme organisasi dan menghormati kedaulatan daerah.
Ketua penyelenggara Musda XI, Indra Armendaris, juga menyebut tekanan dari DPP terhadap Cek Endra berlangsung kuat sejak penetapan hasil musda.
“Tekanan itu tidak berhenti. Termasuk soal kepengurusan, semuanya berubah,” ujarnya, Sabtu, 1 November 2025. Ia menilai sejumlah kader loyal justru digeser, dan menyatakan siap mundur dari Golkar.
Adri, Ketua Pelaksana Musda XI, menambahkan kondisi internal Golkar Jambi “sudah tidak sehat”.
“Jangan ajarkan cara-cara seperti ini. Ini yang menimbulkan keretakan dan keresahan kader,” katanya.
Adri dan Indra sepakat mengambil langkah tegas sebagai respons atas manuver DPP.
“Kami pastikan keluar dari Golkar. Untuk apa bertahan jika sudah tidak sejalan?” ujar Adri.
Adri juga menyebut dirinya merasa terhina karena diposisikan di luar kapasitasnya dalam draf kepengurusan.
“Kami masih punya integritas,” katanya.
Jefri Bintara Pardede, juru bicara Steering Committee, menilai gejolak itu bukan spontan, melainkan “skema” yang memecah kader.
“Ini pola adu domba. Padahal kami dididik dengan doktrin yang jelas dalam bergolkar,” ujarnya.
Melihat situasi yang semakin keruh, para kader meminta Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, turun langsung mengurai persoalan.
“Jangan biarkan dinamika di Jambi melemahkan soliditas partai. Golkar harus diselamatkan dari kepentingan segelintir orang,” kata mereka.
Di akhir pernyataan, mereka menegaskan tetap solid di bawah Ketua Terpilih Cek Endra dan loyal kepada Ketua Umum Bahlil Lahadalia.
(Red)
