Pessel, Benuanews
Tamatan Sekolah Dasar (SD), tak menghambatnya dalam mewujudkan impianya sebagai penulis novel. Dia bernama Melani Kurniawati Zebua (18), warga Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan. Berkat kegigihan dan ketekunan akhirnya membuahkan hasil karyanya walaupun hanya ia mengantongi Ijazah Sekolah Dasar.
Dirinya terinspirasi dalam menyukai dunia Literasi itu, tanpa harus Sarjana yang tinggi agar tetap sukses untuk meraih mimpi jadilah seorang penulis. Kata dari salah seorang temanya kala itu. Dan beranjak dari situlah, ia mulai merangkak mengangkat karya – karyanya.
Melani, suka menulis pada tahun 2018. Dan terus belajar melalui kamus besar bahasa Indonesia dan Individual Growth and Development (IGDI) dengan mempelajari selama dua tahun lamanya dari tahun 2018 – 2020.
“Saya suka menulis tahun 2018, dengan belajar selama 2 tahun. Awal tahun 2020, saya mengirim lima naskah untuk ikut Eliminasi ke keraton publisher di Sumenep, Jawa Timur. Tapi cuman satu yang diterima dan telah dijadikan buku. Dan untuk sampai tahun 2021, terbit novel solo ada 4 dan 11 Antologi kata Melani, kepada Khazanah, Rabu (15/12).
Melani, karya pertamanya menerbitkan 1 buku novel solo berjudul Aldanora. Kemudian, disusul dengan novel-novel, berjudul Lentera Senja, Desa Berdarah, dan Narapidana.
Dirinya mulai menulis hanya menggunakan ponsel biasa, dimana sering sekali terkendala internet. Namun ia tidak patah semangat meraih impian menjadi penulis. Setiap hari pergi ke Kantor Camat Lunang, karena di sana tersedia wifi gratis. Dengan itulah agar bisa mewujudkan impian menjadi seorang penulis.
Jadi penulis, kata sibungsu dari empat bersaudara itu mengungkapkan banyak makna yang bisa dipetik, salah satunya bisa mencurahkan isi perasaan yang tidak bisa kita lakukan tapi bisa kita lakukan oleh tokoh yang kita perankan dalam novel tersebut.
Namun disisi lain, dalam menulis juga banyak suka duka yang dihadapinya dalam mengirim sebuah karya.
“Saat mengirim satu karya kita itu, bagi kita kan bagus. Tapi nanti bagi orang lain atau teman banyak gak suka dan dibully karya kita,” ucap Melani.
Melan, yang akrab disapa sehari – hari menyebut kedua orang tuanya menjadi tulang punggung semenjak ia masih berusia dua tahun sampai lima belas tahun. Namun semua itu terhenti total bekerja pada tahun 2018, akibat ayahnya mengalami penyakit komplikasi yaitu Jantung.
Keinginan Melan, pupus melanjutkan sekolah dalam menimba ilmu seperti teman – teman yang lainnya, demi menjaga orang tuanya.
Melihat kondisi orang tuanya, semangatnya pun tak pernah pudar dan tetap mandiri. Bahkan saat ini ia pun berjualan bakso sekali sepekan. Dan hari – hari yang lain di isi dengan belajar dan menulis.
“Sampai saat ini, selain menulis saya juga berjualan bakso sekali seminggu yaitu pada hari Jum’at. Dan hari – hari lain saya isi dengan belajar dan menulis,” kata anak dari pasangan suami istri, Bajaro Sibuo dan Sugiati.
Sementara itu Bupati Pesisir Selatan, Rusmayul Anwar mengapresiasi Melani Kurniawati Zebua yang memiliki semangat kuat untuk meraih impian menjadi seorang penulis novel. Meskipun ia hanya tamat SD, dan tidak melanjutkan pendidikannya karena orang tuanya sakit.
“Kisah perjalanan hidup Melani ini hendaknnya menjadi inspirasi bagi generasi muda mudi Pesisir Selatan dalam meraih cita-cita. Ada pelajaran berharga yang bisa dipetik antara lain semangat yang kuat untuk meraih cita-cita dan perhatian yang tinggi terhadap kedua orang tua,”kata dia.
“Melani teruslah berkarya. Semoga novel-novel yang ditulis Melani memberikan inspirasi serta motivasi bagi masyarakat,”harapnya.(MW)