Gunung Merapi Memasuki Fase 2021, Guguran Lava Pijar Sering Terjadi Disertai Semburan Awan Panas Dan Hujan Abu

WhatsApp-Image-2021-01-09-at-22.45.59.jpeg

BOYOLALI – (Benuanews.com). — Guguran lava pijar terjadi 15 kali dengan jarak luncur sekitar 800 meter kearah Kali Krasak dan terdengar suara gemuruh guguran terlihat dari Pos Babadan Magelang”, jelas Hanik Humaida sebagai Kepala BPPTKG kepada wartawan Sabtu (9/1/2021). Sebelumnya pada Jumat (8/1/2021) guguran lava pijar sebanyak 16 kali dengan jarak luncur maksimum 600 meter.

Dijelaskan oleh Hanik bahwa fenomena guguran awan panas, sampai sekarang status Gunung Merapi masih Siaga Level III. Kenaikan status didasarkan pada assessment ancaman terhadap masyarakat sekitar. Rekomendasi dari BPPTKG telah disampaikan kepada para pemangku kebijakan daerah dan masyarakat dalam kawasan rawan bencana (KRB) dengan radius sekitar lima kilometer dari puncak merapi.

Secara terpisah, informasi yang terhimpun dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (PPTKG) luncuran awan panas sering terjadi disertai dengan hujan abu di beberapa Desa. Kelompok masyarakat yang rentan sudah terevakuasi sejak status Merapi dinaikan menjadi Siaga Level III ke tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) di Tlogolele. Para pengungsi pada umumnya memilih pulang kerumahnya masing-masing, kemungkinan sudah terlalu lama tinggal di pengungsian sehingga merasa bosan.

“Yang bertahan tinggal di tempat pengungsian masih sekitar 150-an orang” kata Joko Prihanto, Camat Selo Boyolali kepada wartawan Sabtu (9/1/2021). Joko menghimbau kepada warga untuk turun ke tempat pengungsian karena status Gunung Merapi mengalami peningkatan erupsi.

Berdasarkan pantauan Benuanews, kesiap-siagaan Camat Selo cukup bagus, bekerja dengan sekuat tenaga dan waktunya dalam mengkoordinasi untuk menjemput warganya turun ke tempat pengungsian. “Kami tidak lelah untuk menjemput warga dengan mobil turun ke pengungsian yang telah disiapkan”, jelas Joko. (Barry)

scroll to top