Padang,(benuanews.com),- Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah membuka secara resmi Seminar Internasional Global Halal Industry Opportunity and Challenges bertempat di Aula Bappeda Provinsi Sumatera Barat jalan Khatib Sulaiman no 1, Selasa (16/5/2023).
Ketua Panitia Seminar Endrizal, SE, M.Si, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Prov Sumbar dalam laporannya mengatakan, seminar internasional diikuti oleh perwakilan dari Kementrian, lembaga, perbankan, BUMN, BUMD, perguruan tinggi negeri dan swasta, para Asisten serta Kepala OPD dilingkungan Pemprov Sumbar, serta Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM kab/kota se Sumatera Barat.
Seminar akan berlangsung selama satu hari dan sebagai Keynote Speaker, Prof, Dr, Irwandi Jaswir, M.Si, Koordinator Riset Halal Industry Research Center Universitas Islam Internasional Malaysia (IUM).
Gubernur Mahyeldi dalam sambutan pembukaannya mengatakan, pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) terus membuktikan keseriusan pengembangan ekonomi syariah dengan menghadirkan Perda Wisata Halal, sebagai bagian dari upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia tahun 2024.
Diharapkan, semangat untuk menjadikan Indonesia sebagai industri produk halal seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo selaku Ketua Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNSKS) dapat diterapkan di setiap Provinsi.
Gubernur Mahyeldi menyampaikan, sebagai muslim terbesar di dunia, peluang pasar dan belanja masyarakat muslim juga sangat besar. Mulai dari produk makanan, fashion, kosmetik, farmasi, serta sektor rekreasi atau pariwisata.
“Tentunya ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan. Tidak ada pilihan lain bagi kita, selain memberikan dukungan, memberikan support, kemudian memberikan implementasi langkah-langkah sesuai yang dinyatakan oleh pak presiden,” kata Buya Mahyeldi.
“Kita berharap, Sumbar sebagai provinsi dengan populasi 98 persen muslim dan memiliki falasafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), berpotensi besar menjadi pusat industri halal di Indonesia.
Mahyeldi menambahkan, beberapa upaya mewujudkan harapan tersebut diantaranya menghadirkan perda tentang penyelenggaraan pariwisata halal yaitu, Perda Nomor 1 Tahun 2020 yang diikuti oleh peraturan gubernur tentang pengembangan ekonomi syariah Sumatera Barat dan sudah mempunyai masterplan industri produk halal Sumatera barat.
“Di Sumbar juga sudah ada beberapa realisasi industri halal, yakni berupa sentra rendang di Kota Payakumbuh, Kota Padang bahkan sudah mengekspor bumbu/pasta rendang ke timur tengah dan Norwegia. Termasuk sertifikat halal gratis bagi industri kecil menengah (IKM) dan usaha mikro kecil (UMK). Inilah beberapa upaya dilakukan Sumbar untuk menjadikan Sumbar sebagai pusat industri halal di Indonesia” ucap Gubernur.
Kemudian juga pembentukan halal center melalui perguruan tinggi serta riset makanan halal di kabupaten kota di Sumbar. Termasuk juga mengeluarkan sertifikat rumah potong hewan, hotel dan restauran Untuk realisasi yang sudah kita lakukan ini insyallah kita tingkatkan terus.
Namun dibalik itu juga ada faktor pendukung untuk produk halal yang pertama rumah potong hewan besertifikat halal. Tempat pemotongan unggas bersertifikat halal yang perlu di sertifikasi.
Lembaga pemeriksa itu ada Sucofindo, MUI dan bersama halal Madani, sehingga lebih banyak lagi agar percepatan dapat kita lakukan untuk pendampingan, termasuk juga pendamping produksi halal center bersama perguruan tinggi swasta Yastis.
“Semuanya kita berdayakan tidak hanya diperguruan tinggi negeri tetapi perguruan tinggi swasta juga kita berdayakan untuk bekerjasama, guna meningkatkan literasi edukasi terkait dengan kewirausahaan syariah kepada pelaku UMKM,” Tuturnya.
Diakhir sambutannya, gubernur berharap, dari seminar ini dapat dihasilkan langkah-langkah guna menjadikan Sumatera Barat sebagai pusat industri halal di Indonesia.