Limapuluh Kota ,- BenuaNews .Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Limapuluh Kota menggelar Rapat Paripurna Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI Dalam Rangka Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI Ke-76 tahun 2021 di Ruang Sidang Utama DPRD Kawasan Bukik Limau, Senin pagi 16 Juli 2021.
Tamu dan undangan yang hadir diwajibkan menerapkan Protokol Kesehatan (PROKES), terutama penggunaan Masker. Selain Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Deni Asra juga hadir Bupati Limapuluh Kota, Safarudin dt. Bandaro Rajo sejumlah Anggota MUSPIDA dan belasan anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota.
Ketua DPRD, Deni Asra membuka Rapat Paripurna secara resmi. Selain didalam ruangan, pihak DPRD juga menyediakan satu buah TV besar di lantai 1 Gedung DPRD bagi tamu atau undangan yang tidak bisa masuk ke dalam ruang sidang utama yang berada di lantai 1.
” Iya, sidang/Rapat Paripurna Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam Rangka Hari Ulang tahun kemerdekaan RI Ke-76″ ujar Kabag Persidangan dan Perundang-Undang , Wahyu Marmora Samri, Senin 16 Agustus 2021 usai kegiatan.
Wahyu juga menambahkan, kegiatan tersebut memang digelar dengan Protokol Kesehatan yang ketat. Selain membatasi jumlah tamu yang masuk ke ruang sidang utama, juga di pantau penerapan Protokol Kesehatan nya.
Sementara, Presiden Joko Widodo (JOKOWI) dalam Pidatonya menyebutkan bahwa Krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau
bisa, kita hindari, tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak
hal yang bisa kita pelajari. Api memang membakar,
tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia
menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi
sekaligus juga menguatkan. Kita ingin pandemi ini
menerangi kita untuk mawas diri, memperbaiki diri, dan
menguatkan diri, dalam menghadapi tantangan masa depan.
Pandemi itu seperti kawah candradimuka yang
menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah.
Pandemi memberikan beban yang berat kepada kita,
beban yang penuh dengan risiko, dan memaksa kita untuk
menghadapi dan mengelolanya. Semua pilar kehidupan
kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan,
kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan
kecepatan kita, semuanya diuji dan sekaligus diasah.
Ujian dan asahan menjadi dua sisi mata uang yang
tidak terpisahkan. Bukan hanya beban yang diberikan
kepada kita, tetapi kesempatan untuk memperbaiki
diri juga diajarkan kepada kita. Tatkala ujian itu terasa.
Diakhir Pidatonya, JOKOWI mengajak masyarakat sama memegang teguh nilai-nilai toleransi,
Bhinneka Tunggal Ika, Gotong Royong, dan Pancasila
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kita lewati ujian pandemi dan ujian-ujian lain setelah
ini, dengan usaha yang teguh, disertai dengan doa
pengharapan yang tulus. Kita jaga kesehatan kita,
disiplinkan diri dalam protokol kesehatan, serta saling
menjaga dan saling membantu. Tidak ada orang yang
bisa aman dari ancaman Covid-19, selama masih ada
yang menderitanya.
Saya menyadari adanya kepenatan, kejenuhan,
kelelahan, kesedihan, dan kesusahan selama pandemi
Covid-19 ini. Saya juga menyadari, begitu banyak
kritikan kepada pemerintah, terutama terhadap halhal yang belum bisa kita selesaikan. Kritik yang
membangun itu sangat penting, dan selalu kita jawab
dengan pemenuhan tanggung jawab, sebagaimana
yang diharapkan rakyat. Terima kasih untuk seluruh
anak bangsa yang telah menjadi bagian dari warga
negara yang aktif, dan terus ikut membangun budaya
demokrasi.
Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, yang
menjadi semboyan Bulan Kemerdekaan pada tahun ini,
hanya bisa diraih dengan sikap terbuka dan siap berubah
menghadapi dunia yang penuh disrupsi. Indonesia. (Julian ).