Benuanews.com – Melihat antusias generasi muda dan masyarakat Tegal terhadap perfilman, maka Dinas Kominfo Kabupaten Tegal kembali menyelenggarakan Festival Film Tegal. Festival digelar untuk kedua kalinya untuk mewadahi sekaligus mengapresiasi keinginan dan kreatifitas para sineas-sineas di Tegal dan sekitarnya.
Kepala Dinas Kominfo Dessy Arifianto mengatakan, di wilayah Tegal Raya, potensi perfilman begitu besar. Terbukti, Festival Film Tegal tahun 2019 lalu diikuti 37 film pendek. Produksi komunitas maupun pelajar di Tegal. Ada sekitar 34 komunitas dan sekolah aktif memproduksi dan mengikuti kegiatan perfilman di wilayah Tegal.
Dessy Arifianto menjelaskan, mengingat pandemi Covid-19 masih tinggi, maka pelaksanaan FFT 2021 berbeda dengan FFT pertama tahun 2019 yang lalu. Kegiatan FFT tahun ini tidak dilaksanakan secara tatap muka (off line) tetapi seluruh event dilakukan secara on line atau daring. Tema besarnya pun menyesuaikan situasi pandemi, yaitu “Herd Creativity” atau kreatifitas kelompok. Menyadur dari istilah Herd Imunity atau kekebalan kelompok.
Rangkaian kegiatan FFT 2021 ini diawali dengan kelas kreatif, yang merupakan seminar secara daring tentang perfilman. Dengan menghadirkan dua nara sumber generasi milenial yang sukses di dunia perfilman yaitu Sidharta Tata (Penulis dan Sutradara) serta Jason Iskandar (Founder dan CEO Studio Antelope).
Kelas kreatif ini terbuka untuk pegiat perfilman, komunitas perfilman, pelajar, mahasiswa dan umum dari seluruh Indonesia. Diselenggarakan pada hari Sabtu dan Minggu, 14-15 Agustus 2021. Kelas kreatif pada hari Sabtu dibuka oleh Bupati Tegal Dra. Hj. Umi Azizah yang sekaligus membuka secara resmi rangkaian kegiatan Festival Film Tegal (FFT) tahun 2021.
Dalam laporannya Dessy Arifianto menjelaskan, film merupakan salah satu sub sektor industri kreatif tumbuh dengan baik di Indonesia. Selain sebagai media promosi, film juga dinilai paling efektif untuk membangkitkan subsektor industri kreatif lain. Melalui sebuah film, kita dapat menghadirkan banyak subsektor sekaligus. “Dengan demikian, film bisa menjadi lokomotif bagi pengembangan industri kreatif”, tegasnya.
Menurut Dessy, maksud diselenggarakannya Festival Film Tegal (FFT) antara lain untuk mengangkat potensi perfilman di wilayah Tegal yang sudah ada, serta meningkatkan dan menjadi tolak ukur kualitas dan kuantitas perfilman. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini agar melalui media film dapat menjadi sarana promosi bagi potensi-potensi yang ada di Kabupaten Tegal.
Disamping untuk menumbuhkembangkan industry kreatif khususnya subsektor perfilman, demi mendorong perekonomian warga Kabupaten Tegal dan sekitarnya, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada para pembuat film, bahwa film bukan sekadar karya, melainkan produk yang memiliki nilai ekonomi.
Lebih jauh lagi, diselenggarakannya FFT 2021 diharapkan juga dapat mengembangkan dan meningkatkan mutu sineas-sineas di Tegal, sehingga menjadikan Kabupaten Tegal sebagai sentra perfilman di kawasan pantura barat pada khususnya dan Indonesia serta dunia pada umumnya.
Bupati Tegal Umi Azizah dalam sambutannya menyampaikan, film sangat membantu mengenalkan potensi desa ataupun produk unggulannya ke publik, ke pasar yang imbasnya adalah peningkatan omset penjualan.
Menurut Bupati, dulu orang tidak banyak mengenal Luwijawa Kecamatan Jatinegara, tapi kemudian lewat unggahan karya film dokumenter, tentang potensi Luwijawa, orang di luar Tegal menjadi mengenal Luwijawa.
Desa ini dikenal dengan pertunjukan seni tari sintrennya, durian jatranya hingga kopi lembut bakirnya. Artinya, melalui tayangan film, kita bisa menghadirkan banyak sub sektor sekaligus. “Sehingga boleh dikatakan, film adalah jendela bagi perkembangan sektor usaha ekonomi kreatif dan sektor usaha lainnya”’ kata Umi Azizah.
Untuk itu pihaknya, sangat mendukung diselenggarakannya Festival Film Tegal (FFT) 2021 ini sebagai wujud apresiasi dari kerja kolaborasi antara pemerintah dengan komunitas pelaku perfilman yang terus bersemangat, sekaligus terus berkarya, meskipun saat ini kita masih dihadapkan pada situasi sulit akibat pandemi Covid-19.
Bupati Umi Azizah berpesan, agar Festival Film Tegal (FFT) tidak hanya menjadi momentum bagi para pembuat film untuk mendapatkan apresiasi publik. Lebih jauh dari itu adalah membuka kesempatan yang lebih besar bagi pembuat film untuk terus berkarya dan berkelanjutan. Soal menang kalah, dapat atau tidak dapat penghargaan nantinya, bukan menjadi soal karena yang terpenting di sini adalah membangun dan menjaga semangat untuk menciptakan lebih banyak karya, spirit untuk terus belajar menyempurnakan karyanya, yang itu bisa diperoleh salah satunya lewat keikutsertaannya pada rangkaian Festival Film Tegal (FFT) ini.
Kepala Dinas Kominfo menambahkan, untuk kegiatan seminar kelas jreatif terbuka untuk umum dimana peserta berasal seluruh Indonesia. Total diikuti 298 peserta. Mereka berasal dari Aceh, Lampung, Medan, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Pulau Jawa dan khususunya dari Tegal Raya.
Festival Film Tegal (FFT) sendiri, dikhususkan untuk pelajar, mahasiswa, komunitas perfilman dan masyarakat umum Kabupaten Tegal dan sekitarnya. Bagi masyarakat yang akan mengikuti kegiatan ini, syarat dan ketentuannya bisa dilihat di https://bit.ly/daftarFFT2021. Pendaftaran dimulai dari tanggal 15 Agustus s.d 15 Oktober 2021.
Pemutaran Film sekaligus penilaian dewan juri dilaksanakan pada 22-24 Oktober 2021 melalui kanal Youtube. Sedangkan pengumuman pemenang, sekaligus malam penganugerahan rencananya akan diselenggarakan pada 27 Oktober 2021.
Berbagai kategori penghargaan sudah disiapkan antara lain untuk pelajar mahasiswa berupa ide cerita, film pendek, sutradara, dan pemeran utama terbaik. Demikian juga untuk peserta dari masyarakat umum, mendapatkan penghargaan dengan kategori yang sama.
Selain itu ada juga penghargaan untuk film favorit pilihan penonton yang dilihat dari jumlah “like” di akun youtube peserta, serta film favorit pilihan dewan juri. (AN)