SUMBAWA BARAT – Setelah di tahun sebelumnya berhasil merampungkan beberapa bendungan, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) kembali berhasil menyelesaikan produk infrastruktur ketahanan air dan pangan bagi masyarakat Indonesia Tengah yakni Bendungan Bintang Bano yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Berkolaborasi dengan PT Brantas Abipraya (Persero) (Brantas) dan PT Bahagia Bangunnusa, Bendungan ini menjadi Bendungan pertama Hutama Karya di tahun 2022 yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo didampingi oleh Ibu Iriana Jokowi.
Turut hadir mendampingi Jokowi dan Iriana dalam peresmian ini, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Kapolda NTB Irjen Pol Djoko Poerwanto, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto, Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra serta pejabat lainnya.
Sebelum meresmikan Bendungan Bintang Bano, Presiden beserta rombongan terlebih dahulu mendayung perahu kayu menyisir area bendungan. Jokowi menyampaikan bahwa Bendungan Bintang Bano merupakan bendungan ke-29 yang telah diresmikan sejak tahun 2015. “Ketahanan pangan, kemandirian pangan, kedaulatan pangan itu hanya akan bisa terjadi kalau di seluruh provinsi ini terdapat air. Kuncinya ada air, dan air ada jika kita memiliki bendungan yang sebanyak-banyaknya. Itu sebabnya bendungan-bendungan ini kita bangun,” ujar Jokowi.
“Alhamdulillah pada hari ini, Bendungan Bintang Bano yang dibangun sejak tahun 2015, menghabiskan biaya 1,44 triliun rupiah sudah selesai dan bisa difungsikan. Bendungan ini adalah satu dari enam bendungan yang dibangun di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saya harapkan bendungan ini akan mendukung ketersediaan air di Sumbawa Barat, mendukung ketahanan pangan dan juga bisa memenuhi kebutuhan air baku khususnya di wilayah-wilayah kering di NTB. Bendungan Bintang Bano memiliki kapasitas tampung yang sangat besar, yakni 76 juta meter m3 dengan luas genangan 256 hektar dan mampu mengairi sawah 6.700 hektare. Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada pagi hari ini saya nyatakan diresmikan,” tutup Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia.
Dua hari sebelum diresmikan yakni pada Rabu (12/1), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau langsung persiapan proses Bendungan Bintang Bano yang sudah siap digunakan sebagai bendungan multifungsi. Dalam kunjungannya, Basuki mengatakan bahwa Bendungan Bintang Bano akan menjadi bendungan ketiga yang diresmikan Presiden Jokowi di NTB setelah Bendungan Tanju pada tahun 2018 dan Bendungan Mila pada tahun 2019. Ia juga mengapresiasi kinerja para kontraktor yang berhasil merampungkan bendungan tepat waktu “Bendungan ini juga yang terbesar kapasitas tampungnya di NTB dengan volume 76 juta m3. Selanjutnya setelah ini dilakukan pembangunan Bendungan Sila, kemudian Tiu Suntuk dan Meninting,” ujar Basuki.
Sementara itu, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menyampaikan bahwa Bendungan Bintang Bano yang digarap dalam dua tahap, yakni tahap I dilaksanakan pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dan tahap II pada tahun 2020 sampai dengan 2021 merupakan salah satu proyek infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah karena termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek Pembangunan ini dikerjakan dengan masa pelaksanaan selama 6 (enam) tahun secara multi years dimulai sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 lalu untuk pembangunan tahap I.
“Dalam pembangunan tahap II ini kami mampu menyelesaikan lebih cepat 3 bulan dari schedule yang ditetapkan. Ini berkat komitmen yang terjaga, dukungan semua pihak dan juga penerapan protokol kesehatan di lingkungan proyek, sehingga pembangunan bendungan ini dapat terselesaikan lebih cepat dari target yang telah ditentukan,” ujar Budi.
Lebih lanjut, Budi Harto mengatakan lingkup pekerjaan Hutama Karya sebagai kontraktor antara lain adalah pekerjaan galian tanah dan batu, pekerjaan hidromekanikal (radial gate dan stoplog), pembangunan spillway dan jembatan spillway, pembangunan jalan akses, normalisasi sungai, pekerjaan shotcrete, pembangunan fasilitas umum dan pekerjaan landscape. Ia menjelaskan bahwa desain Bendungan Bintang Bano dengan tinggi 72 meter, panjang 471 meter dan lebar puncak 12 meter ini juga dinilai sebagai salah satu bendungan terindah yang terdapat di Indonesia.
Dengan dibangunnya Bendungan Bintang Bano ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar yaitu sebagai penyediaan air baku sebesar 555 liter/detik, berguna untuk menyalurkan air saat musim kemarau serta mencegah terjadinya kekeringan pada area persawahan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di daerah tersebut. Selain itu, bendungan ini juga dapat berfungi untuk pengendalian banjir, potensi menghasilkan listrik dari tenaga air dan panel surya terapung.
“Hadirnya Bendungan Bintang Bano ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas pertanian, dan memacu pertumbuhan agro bisnis di Sumbawa Barat. Tak hanya itu, aliran air dari bendungan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik mini hidro 8,8 megawatt yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumbawa Barat serta dapat dimanfaatkan sebagai destinasi pariwisata sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar dan menciptakan lapangan pekerjaan baru,” tutup Budi Harto, Direktur Utama Hutama Karya.