Karanganyar (benuanews.com). Desa Girilayu Kecamatan Matesih sebagai salah satu produsen batik tulis yang di kerjakan secara manual tradisioanal di Kabupaten Karanganyar. Di masa pendemi covid-19, Desa Girilayu justru melakukan Launching Digital Marketing pada Kamis (19/11/2020) sebagai upaya untuk meningkatkan marketnya melalui ekspansi ke manca negara dan secara kontinyu market nasional sebagai basis pelanggan.
Yuliatmono sebagai Bupati karanganyar menyatakan kesanggupanya untuk mendukung pengembangan produksi dan pemasaranya. “Saya akan memberikan bantuan yang dibutuhkan melalui Disperindagkop”, katanya kepada wartawan setelah melakukan penandatanganan Sertifikat Desa Girilayu sebagai Desa Wisata Batik. “Saya telah membeli 25 kain batik Girilayu dengan motif Sidomukti dan saya akan menginstruksikan kepada ajajaran saya untuk ikut membeli batik produksi Girilayu”, imbuhnya.
Sementara Ki Hermawan Kertajaya yang dianggap sebagai Begawan Digital Marketing Indonesia yang ikut hadir dalam acara launching juga sangat mendukung bahwa Desa Girilayu sebagai destinasi Wisata Batik Tulis di Kabupaten Karanganyar. “Saya sangat mendukung produksi batik tulis ini melalui platform digital marketing”, katanya kepada benuanews disela-sela kunjungan ke showroom sebagai tempat aktivitas para pembatik.
Bapak Bambang selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Se Solo Raya juga menyatakan bahwa supporting Bank Indonesia kepada UMKM Batik Tulis di Desa Girilayu melalui Program Sosial Bank Indonesia. Beliau berharap UMKM Desa Girilayu dapat berkembang secara kontinyu, “Ya saya berharap showroom bantuan BI ini dapat berfungsi bagi pengembangan UMKM”, katanya.
Mengerjakan batik tulis membutuhkan kesabaran dan ketekunan yang cukup tinggi karena menggunakan alat tradisional yang dikenal dengan ‘canting’ dan proses pembuatanya tidak cukup hanya 1 minggu terkadang sampai 3 minggu. Karena pengerjaan batik tulis sangat sulit dan juga akibat perkembangan jaman dan tehnologi maka munculah para produsen batik denga cara ‘cetak sablon’ dengan motif –motif plagiat layaknya batik tulis atau dengan corak kontemporer.
Batik tulis Desa Girilayu telah dikenal sejak lama dan merupakan warisan tradisi budaya dari Gusti Mangkunegoro 1 dari Keraton Kasunanan Mangkunegaran Solo. Letak Desa Girilayu berdekatan dengan Makam Mangadeg yang merupakan makam para Raja Mangkunegaran. Sampai sekarang produksi motif dan corak batik tulis Desa Girilayu masih tetap mempertahankan motif warisan para raja seperti motif Truntum, Kencar-kencar, Kembang Kantil, Wahyu Tumurun, Mahkota Raja disamping motif pengembangan yang disesuaikan dengan kondisi alam sekitar. “Harga batik tulis tergantung tingkat kerumitan motif dan kesulitan pembuatanya”, kata seorang ibu yang ikut menjadi kelompok pembatik. “Harganya sekitar 1 juta hingga 3 juta per potong”, pungkasnya
Kontributor:barry