Padang,Khazanah,- Akibat pandemi Covid-19, tahun 2020 disikapi dengan ketakutan oleh masyarakat, salah satunya dari sisi ekonomi. Masyarakat banyak yang mengalami krisis ekonomi akibat berkurangnya pendapatan, kehilangan pekerjaan hingga kesulitan usaha.
Masyarakat yang memiliki dana cenderung menahan diri, melihat lebih dulu perkembangan. Hal ini memunculkan pesimisme terkait kepedulian kepada sesama, termasuk pada Ramadan.
Faktanya, semangat umat muslim dalam bersedekah dan kegiatan sosial pada Ramadan 2020 lalu menunjukkan geliat. Facebook menyodorkan data bahwa 91% publik mengatakan telah berpartisipasi dalam kegiatan sosial selama Ramadan tahun lalu. Lalu 78% publik juga menyatakan telah berpartisipasi dalam kegiatan membantu usaha-usaha kecil lokal yang mengalami kesulitan pada Ramadan silam.
Google dan Tiktok turut melaporkan data serupa. Untuk Ramadan 2020, Google mencatat Peningkatan jumlah publik yang mencari kata “donasi” untuk melakukan donasi online selama Ramadan.
Sementara Tiktok merilis bahwa 70% publik menyatakan akan tetap berbagi dengan sesama selama bulan Ramadan. Bahkan, 48% publik menyatakan pandemi tidak akan mempengaruhi kewajiban membayar zakat. Ini menggambarkan bagaimana umat tetap total dalam kegiatan berbagi untuk sesama selama Ramadan 2020.
“Ramadan 2021 menjadi Ramadan kedua yang akan dijalani umat muslim dalam kondisi pandemi Covid-19. Ramadan 2021 dengan efek pandemi yang semakin berat, akan dijalani dengan pemahaman yang lebih kuat bahwa lebih banyak berbagi menjadi kunci untuk bertahan di masa pandemi ini. Inilah yang membuat kami optimis tentang besarnya tekad umat muslim dalam beraksi penuh untuk kebaikan pada Ramadan mendatang,” papar Presiden ACT Ibnu Khajar, Jumat (12/3/2021).
Optimisme tersebut melahirkan tema Ramadan pada tahun ini, yakni “Ramadhan 2.0: Aksi Tanpa Batas”. Tema tersebut menekankan pada aksi dalam berbuat kebaikan seluas-luasnya demi mendulang pahala tanpa batas di bulan suci Ramadan yang hadir di tahun kedua pandemi.
“Ramadhan 2.0: Aksi Tanpa Batas” mengingatkan umat muslim akan balasan pahala dari Allah yang tanpa batas atas setiap kebaikan yang dilakukan bagi sesama. Umat muslim memiliki pilihan tanpa batas untuk bisa saling berbagi, saling membantu, secara bersama sama, sesuai kemampuan, sesuai dengan apa yang dimiliki dalam bentuk empati (kemanusiaan), harta (kedermawanan), dan fisik (kerelawanan).
“Ramadan kali ini yang kedua selama pandemi, kondisinya tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, ekonomi masyarakat belum kembali pulih seperti sedia kala.Pandemi mungkin menghadirkan berbagai keterbatasan, akan tetapi jangan jadi alasan kita terpuruk. Untuk itu, kami menggaungkan ‘Ramadhan 2.0: Aksi Tanpa Batas’. Salah satunya dengan sedekah yang bisa menyapa setiap jiwa di mana pun berada,” tambah Ibnu.
Untuk menyambut Ramadan dengan aksi kebaikan tanpa batas, ACT telah menyiapkan sejumlah program yang lengkap sesuai kebutuhan umat, dengan aktivitas implementasi yang masif serta didukung tim relawan yang besar dengan jangkauan yang luas.
Tak hanya di Indonesia, beragam aksi kebaikan selama Ramadan mendatang juga akan menyapa penduduk terdampak konflik kemanusiaan dan krisis sumber daya seperti warga Palestina, Suriah, Yaman, Rohingya, serta warga prasejahtera di negara-negara Afrika.
Besarnya aksi kebaikan yang akan dilakukan menelang Ramadan hingga Idulfitri nanti membutuhkan dukungan dan kolaborasi besar dari berbagai elemen masyarakat. “Inilah ‘Kolaboraksi Tanpa Batas’. Kami akan mengajak seluruh masyarakat–individu, figur publik, tokoh agama, elemen pemerintah, TNI, komunitas, perusahaan, sekolah, dan lainnya–untuk bersama melakukan aksi kebaikan tanpa batas. Mari sambut Ramadan mendatang dengan semangat beramal saleh sebaik-baiknya, semangat membantu sesama seluas-luasnya, dan semangat berkolaboraksi tanpa batas,” ujar Ibnu. MM