Aceh Timur dan Fenomena sudut kota 1000 Pengemis

IMG-20240503-WA0083.jpg

Aceh Timur – Benuanews.com – Kabupaten Aceh Timur adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten ini berada di sisi timur provinsi Aceh dan memiliki luas wilayah 6.040,60 km2, atau 10,53% dari luas provinsi Aceh.

Dengan sejuta potensi sumber daya alamnya yang tersebar di seluruh kawasan baik darat, laut, dataran tinggi jika di kelola dengan baik akan dapat meningkatkan perekonomian dan potensi kemakmuran masyarakat nya.

Terlepas dari itu muncul fenomena 1000 pengemis yang lalu lalang dan mangkal baik di perempatan jalan , pertokoan, tempat ibadah, perkantoran bahkan wilayah kawasan wisata.

Ada apa dengan Aceh timur?….
Banyaknya para peminta – minta dan pengemis berkeliaran tak hanya satu,dua namun secara bergantian terus semakin hari semakin berkembang seperti sudah menjadi sebuah profesi yang ditekuni.

Menurut pantauan awak media di lapangan , fenomena ini terjadi tidak hanya di hari besar saja namun hari biasa juga berjalan seperti biasa , para pekerja peminta – minta ada yang dari luar daerah kabupaten lain ada juga masyarakat sekitar kabupaten Aceh Timur itu sendiri.

Dengan mengatas namakan sumbangan untuk pembangunan masjid, Dayah, Pesantren, dan lain sebagainya mereka datang dan menghampiri setiap masyarakat yang ditemui baik di pertokoan,pasar, warkop ,bahkan tempat ibadah serta wilayah pariwisata juga tidak luput dari sasaran mereka.

Thamrin merupakan Salah satu pengunjung pariwisata objek pantai disalah satu daerah yang ada di kab.Aceh Timur mengatakan kepada awak media bahwa :” saya dan keluarga berkunjung kesalahan satu pantai untuk berlibur, Tak lama menikmati keindahan dan suasana pantai datang lah beberapa orang menghampiri untuk meminta sumbangan untuk berbagi hal seperti pembangunan masjid dan hal itu terulang bergantian dilakukan oleh para peminta – minta tersebut”.

Kejadian itu sangat menganggu kenyamanan para pengunjung dan sangat tidak relevan dengan selogan Aceh sebagai kota islami.

Di lain tempat seperti di jembatan juga tak luput menjadi tempat meminta bahkan di warkop dengan dalih memberikan amplop putih di setiap meja pengunjung dan beberapa saat kemudian akan dikutip kembali amplop tersebut dan dikumpulkan isi nya dan bergerak dari satu warkop ke warkop lain terus dan terus berulang terjadi.

Diharapkan kepada pemkab dan untuk pejabat eksekutif dan legislatif dan dinas terkait bisa mengatasi dan meminimalisir terjadinya fenomena ini semakin meningkat dan menyebar ke semua kawasan dan aspek lingkungan.

Sekiranya dengan potensi dan daya dukung pemerintah baik daerah dan pusat bisa saling bersinergi dalam mengentaskan kemiskinan dan masyarakat berharap bisa dilakukan penertiban terhadap para peminta – minta yang semakin jumlah nya membeludak dan memberikan pendampingan serta memberikan keterampilan khusus agar bisa bekerja dan mengembangkan potensi usaha yang ada pada dirinya.

Jangan sampai Kabupaten Aceh Timur terkenal sebagai kota 1000 pengemis dan jangan kita biarkan fenomena ini terus berkembang semakin pesat.

Karena membiarkan para peminta – minta terus berkembang sama saja pemerintah memelihara para pemalas yang mencari keuntungan untuk diri dan kelompok nya dengan alasan dan dalih yang tidak jelas tujuan dan arahnya.(SD)

scroll to top