Kecelakaan Minibus Bermuatan Gas 3 Kg Bongkar Masalah Distribusi LPG Subsidi Di Jambi

1000852572.jpg

Jambi (Benuanews.com)– Kecelakaan tunggal yang dialami minibus Isuzu BH 7411 II di Jalan Ness, Batanghari, Kamis (18/9/2025), membuka tabir persoalan distribusi elpiji subsidi 3 kilogram di Jambi. Mobil tersebut bukan kendaraan resmi Pertamina maupun agen LPG, namun mengangkut ratusan tabung gas.

Video yang diterima redaksi memperlihatkan tabung-tabung dipindahkan dari dalam minibus ke sebuah mobil Grand Max pickup oleh beberapa orang. Fakta ini menimbulkan pertanyaan soal jalur distribusi elpiji subsidi di lapangan, yang semestinya hanya boleh dilakukan oleh agen resmi dengan kendaraan khusus berizin.

Ekonom energi lokal menilai praktik pengangkutan menggunakan kendaraan pribadi berisiko tinggi, baik dari sisi keselamatan maupun ekonomi. “Selain rawan kecelakaan, praktik ini membuka celah permainan harga di luar mekanisme resmi,” ujar seorang pengamat energi yang enggan disebutkan namanya.Kamis 18/09,malam

Kondisi ini mengindikasikan adanya rantai distribusi LPG subsidi yang tidak sepenuhnya terkontrol. Gas 3 kilogram, yang seharusnya tepat sasaran untuk rumah tangga miskin dan usaha mikro, kerap “berbelok” di tingkat pengecer dengan harga jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Harga resmi elpiji 3 kilogram di Jambi berada pada kisaran Rp 18.000 per tabung. Namun di pasaran, warga kerap membeli dengan harga Rp 25.000–30.000. Selisih ini membebani rumah tangga kecil sekaligus menunjukkan potensi adanya rantai distribusi liar yang mengambil keuntungan berlebih.

“Jika distribusi menggunakan jalur tidak resmi seperti ini, maka wajar masyarakat sering kesulitan mendapatkan gas sesuai harga subsidi,” kata salah seorang warga Kenali Asam Bawah.

Kasus kecelakaan di Jalan Ness bukan hanya soal lalu lintas. Ia menjadi cermin rapuhnya sistem distribusi LPG subsidi di daerah. Pemerintah daerah bersama Pertamina perlu menertibkan jalur distribusi, memastikan pengangkutan hanya dilakukan agen resmi, serta menindak oknum yang memanfaatkan kelangkaan untuk keuntungan pribadi.

(Redaksi)

scroll to top