Menggali Potensi Di Provinsi Jambi, HITAM PUTIH Hadirkan 20 Praktisi Penyembuhan Tradisional Nusantara Terbuka Untuk Umum

IMG-20240819-WA0000-696x909-1.jpg

JAMBI.(Benuanews.com)-Acara “HITAM PUTIH” yang mengusung tema “Penyembuhan Tradisional se-Nusantara” akan diselenggarakan pada tanggal 25 hingga 31 Agustus 2024 di GOR Kota Baru, Jambi.

Acara ini akan menghadirkan lebih dari 20 praktisi penyembuhan dari berbagai daerah di seluruh Nusantara.

Rangkaian kegiatan dalam pameran ini meliputi Pagelaran dan atraksi seni budaya, Penampilan dari komunitas lokal, Hiburan oleh talenta lokal Jambi, Sarasehan, Budaya Metode Penyembuhan Tradisional” yang terbuka untuk umum dengan kuota terbatas.

Selain itu, juga akan ada stand kuliner UMKM Jambi, area kopi dan workshop terkait kopi, serta pameran dan bursa artefak benda pusaka.

Ridho, selaku penyelenggara, menyampaikan bahwa acara ini digelar untuk kembali mengenalkan budaya dan adat istiadat yang semakin tergerus oleh perkembangan zaman.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan kembali metode penyembuhan tradisional dan kekayaan alam yang kita miliki, terutama berbagai jenis tanaman yang berpotensi sebagai herbal penyembuhan,” ungkap Ridho, Minggu (18/08/2024).

Lebih lanjut, Ridho menjelaskan bahwa acara ini rencananya akan dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI), Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto, S.H., S.I.P., M.M.

Kami sudah berkoordinasi dengan FKPPAI, dan InsyaAllah, Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto akan hadir dalam kegiatan ini,” tambahnya.

Ridho berharap acara ini mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk Pemerintah Daerah Jambi.

Menurutnya, kegiatan ini penting untuk menggali potensi daerah Jambi, yang dikenal dengan tradisi penyembuhan tradisionalnya.

“Salah satu yang terkenal adalah penggunaan daun sungkai sebagai alternatif penyembuhan, yang pernah disuarakan oleh Gubernur Jambi, Al Haris, untuk pengobatan penderita Covid-19,” ungkapnya.

Kegiatan “HITAM PUTIH” juga diharapkan menjadi ajang untuk menggali kembali kearifan lokal dalam penyembuhan tradisional serta memperkuat identitas budaya bangsa di tengah arus modernisasi.(*)

scroll to top