KARANGANYAR (benuanews.com) — Sebanyak 35 kelompok tani yang tersebar di Kecamatan Tasikmadu, Kecamatan Gondangrejo, Kecamatan Jaten, Kecamatan Kebakramat dan Kecamatan Karanganyar antusias menggunakan listrik dari PLN sebagai tenaga penggerak pompa air untuk kebutuhan supplay irigasi. Sebelumnya mereka mengunakan bahan bakar bensin dan solar atau sebagian menggunakan gas ukuran 3 kg-an.
“Kami berterima kasih atas inisiatif dan bantuan Bupati Karanganyar Yuliatmono dan Feby Joko Prihanto General Manager PLN se Jateng-DIY”, kata Suparto salah seorang anggota kelompok tani kepada benuanenews.com, saat dihubungi. Sabtu (26/12/2020)
Pada saat musim kemarau pompa air sangat berperan dalam produksi pertanian pangan dan padi. Setidaknya biaya pengeluaran produksi akan lebih irit jika dibanding pengeluaran untuk pembelian bensin atau gas.
“Ini sangat mendukung eco-green, lebih efisien dan jelas lebih murah dibanding memakai diesel”, kata Feby Joko Prihantono kepada wartawan. Dijelaskan pula bahwa hampir semua sektor kehudupan telah menggunakan listrik termasuk untuk pengairan di sawah. Jika mesin pompa air menggunakan BBM maka beresiko mencemari lingkungan persawahan dan apabila menggunakan gas tabung di tengah sawah yang panas dapat menimbulkan resiko tabung gas meledak karena panas matahari.
Bupati Karanganyar sangat mendukung program penggunakan listrik untuk tenaga penggerak mesin pompa air. Dijelaskan oleh Yuliatmono bahwa pada tahun mendatang penggunaan diesel akan diganti dengan listrik karena dianggap lebih efisien sekitar 60%. “Saya berharap dengan aliran listrik untuk persawahan akan semakin meningkatkan produktivitas pertanian”, katanya kepada wartawan. Diperkirakan setiap 10 hektar persawahan akan tersedia satu gardu PLN. “Go-Green semakin baik, mesin pompa tidak bising dan biaya proses produksi petani semakin ringan”, pungkas Yuliatmono. (barry)