LUBUK BASUNG (benuanews.com) –Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam, Syatria membuka kegiatan Sosialisasi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha Pariwisata melalui Zoom Meeting, terhadap sejumlah pengelola homestay dan penggiat destinasi wisata, Senin (21/12). Ia berharap kegiatan itu dapat meningkatkan pariwisata di 2021 nantinya.
Ia menghadirkan Joni Mardianto selaku Ketua GIPI Sumbar sekaligus pengusaha atau agen traveling. Serta Nanda Fadhly selaku anggota PHRI di Bidang Sertifikasi.
“Senyum yang tulus bukan dipaksakan. Karena pariwisata itu berbicara kepuasan. Senyum itu adalah ibadah, dan hal itu sesuai ajaran Islam,” terang Joni.
Jangan ego dalam memberikan pelayanan. Dan siap menerima komplen atau kritikan orang lain. Dan itu lebih baik dari berdebat dan mengemukakan ego kebenaran pribadi. Dengan demikian, evaluasi pembenahan akan memajukan managemen pengelolaan wisata nantinya. “Memenuhi keunggulan atau keandalan, jaminan, empati dan, responsif dalam memberikan pelayanan optimal,” ujarnya.
Sementara itu, Nanda Fadhly mengatakan perhotelan dan restoran merupakan penyumbang Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) nomor tiga terbanyak di Sumbar. Untuk itu, sektor pariwisata dibidang perhotelan dan restoran ini tidak bisa dianggap remeh.
“Kita sepakat, Agam lengkap pariwisatanya. Memiliki daya tarik lengkap kawasan pariwisatanya, dan juga jasanya,” tuturnya.
Vila dan Pondok Wisata atau Homestay di Maninjau contohnya. Dapat memanfaatkan rumah perantau yang ditinggal kosong. Padahal bisa dimanfaatkan untuk Homestay. Cukup menjaga kebersihan dan pelayanan yang nyaman dan aman saja lagi.
Kelebihan homestay mampu menyajikan Daily life dari masyarakat lokal pengelola atau pemilik rumah. Dan standar usaha pondok wisata itu dari aspek produksi, ada bangunan rumah tinggal paling sedikit 1 kamar hingga 5 kamar. Kamar tidur memiliki kunci pintu, kaca hias, lemari, lampu penerangan dan tempat sampah.Tempat tidur juga tertata rapi
Dari segi aspek pelayanan harus memperhatikan teknik pemesanan kamar, baik melalui langsung maupun pemesanan secara online. Menghimpun data atau mencatatan identitas tamu, pembayaran tunai atau online. Pembersihan lingkungan setiap hari. Pembersihan kamar tamu, keamanan dan kenyamanan, serta respon cepat keluhan tamu.
Selain itu juga pemberian informasi tertulis sederhana dan transparan. Seperti harga sewa kamar, tempat pelayanan kesehatan terdekat, fasilitas umum terdekat, daya tarik wisata setempat dan nilai budaya lokal setempat.
Dari segi aspek pengelolaan, harus paham tentang tata usaha. Area khusus perlu administrasi dilengkapi penunjang sederhana. Pengadministrasi pencatatan data Identitas tamu secara ramah dan baik.
Aspek Keamanan dan Keselamatan, yakni tersediannya petunjuk tertulis menghindari terjadinya kebakaran dan darurat lainnya. Memiliki peralatan Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K) atau kerjasama tenaga medis Puskesmas. ” Untuk aspek daya manusia, harus menerapkan Sapta Pesona. Peningkatan kemampuan pengelola diselenggarakan semua unsur kepariwisataan,” tutup Nanda. (Okta)