Padang, Benuanews.com,- Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Pepatah tersebut sangat cocok untuk dunia pendidikan Sumatera Barat saat ini. Bagaimana siswa akan benar kalau gurunya juga tidak benar. Ibarat kata pepatah membersihkan lantai harus dengan sapu yang bersih, kalau tidak justru lantai akan bertambah kotor.
Hal ini dikemukakan salah seorang warga kota Padang yang juga seorang pengacara Arisman SH, setelah Kepolisian Resor (Polres) Bukittiinggi, Sumatera Barat, menangkap seorang oknum Wakil Kepala Sekolah di salah satu SMKN di Kota Bukittinggi yang diduga melakukan pencabulan terhadap seorang anak usia bawah umur. Pelaku bernama Ihsanul Fadhli (38), melakukan pencabulan terhadap anak laki-laki seorang guru yang sama-sama mengajar di sekolah tersebut.
Dalam jumpa pers dengan awak media, Kapolres Bukittinggi, AKBP Wahyuni Sri Lestari mengatakan pelaku yang bernama Ihsanul Fadhli (38) itu ditangkap berkat laporan dari keluarga korban yang tidak menerima anaknya dicabuli oleh pelaku.
“Pelaku menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah di salah satu SMKN Bukittinggi, korban merupakan anak laki-laki usia bawah umur inisial MS yang juga anak dari rekan pelaku yang sama-sama pengajar di sekolah itu,” kata Wahyuni di Bukittinggi, Sabtu.
Pelaku ditangkap pada pertengahan Agustus setelah adanya Laporan Polisi Nomor /B/205/VIII/2022/SPKT/ Polres Bukittinggi tanggal 15 Agustus 2022.
“Pelaku mengakui perbuatannya setelah diinterogasi oleh petugas kepolisian dan menyebut sudah melakukan aksinya sejak 2018. Berdasarkan keterangan pelaku, ia melakukan aksi bejat itu pertama kali pada 2018 dan diakui sudah tiga kali melakukannya di ruangan berbeda di SMKN itu. Aksi pencabulan pertama kali dilakukan di ruangan gambar dan seterusnya terjadi di ruang Waka Kurikulum,” kata Kapolres.
“Dari pengakuannya, pelaku melakukan aksi cabul dengan membujuk korban dengan meminjamkan HP nya untuk bermain game lalu menjalankan aksinya setelah mengunci ruangan,” katanya.
“Bagaimana dunia pendidikan akan benar kalau gurunya saja seperti ini” ujar Arisman. Sebagai orang tua yang juga mempunyai anak yang sekolah di salah satu SLTA di Kota Padang, dirinya merasa khawatir akan keselamatan anaknya.
“Jangan salahkan anak-anak kalau mereka sering berbuat yang di luar batas kewajaran, orang gurunya saja kayak gini” imbuh Arisman.
Arisman berharap agar guru seperti ini baiknya dipecat saja, biar membuat efek jera bagi guru-guru lainnya.
(Marlim)